Erick Thohir: Kehadiran BSI di Dubai dapat pererat hubungan RI-UEA
Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir berharap kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) di Dubai dapat mempererat hubungan Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA).
“Kehadiran BSI di Dubai diharapkan tidak hanya dapat berkontribusi pada pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia, Tetapi juga dapat mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah, khususnya UEA. Terlebih UEA adalah salah satu pusat investasi global, di mana Dubai adalah pusat keuangan syariah global, termasuk Sukuk,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Erick Thohir berharap BSI dapat mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai dan menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global, untuk menginvestasikan dana mereka pada proyek-proyek pemerintah, BUMN, dan proyek lainnya di Tanah Air.
“Tentunya, kehadiran BSI di Dubai juga diharapkan akan memudahkan akses bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mencari layanan dan informasi keuangan guna memberdayakan bisnis ekspor dan impor ke Timur Tengah," katanya.
Hal ini perlu ditekankan untuk memperkuat pertumbuhan dan ketahanan ekonomi Indonesia khususnya pascapandemi COVID-19.
BSI berkomitmen mendukung program BUMN Go Global. BSI pun melaporkan secara resmi penerimaan izin prinsip kantor perwakilan di Dubai dari Dubai International Financial Center (DIFC) pada Jumat (5/11) kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
Letter of Incorporation tersebut menandai bahwa bank syariah terbesar di Tanah Air ini secara resmi dapat membuka pasar di wilayah Timur Tengah.
Dengan akta pendirian tersebut, BSI resmi menjadi bagian dari DIFC. Hal itu membuat BSI selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuannya menjadi pemain kunci dalam industri perbankan syariah global.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan hal ini merupakan penanda rekam jejak pertama BSI di pasar global. BSI akan menjadi bank dari Indonesia pertama yang memiliki kantor perwakilan di kawasan Timur Tengah.
Dengan ekspansi ini, BSI berharap dapat mewujudkan misinya sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025.
“Kehadiran BSI di Dubai diharapkan tidak hanya dapat berkontribusi pada pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia, Tetapi juga dapat mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah, khususnya UEA. Terlebih UEA adalah salah satu pusat investasi global, di mana Dubai adalah pusat keuangan syariah global, termasuk Sukuk,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Erick Thohir berharap BSI dapat mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai dan menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global, untuk menginvestasikan dana mereka pada proyek-proyek pemerintah, BUMN, dan proyek lainnya di Tanah Air.
“Tentunya, kehadiran BSI di Dubai juga diharapkan akan memudahkan akses bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mencari layanan dan informasi keuangan guna memberdayakan bisnis ekspor dan impor ke Timur Tengah," katanya.
Hal ini perlu ditekankan untuk memperkuat pertumbuhan dan ketahanan ekonomi Indonesia khususnya pascapandemi COVID-19.
BSI berkomitmen mendukung program BUMN Go Global. BSI pun melaporkan secara resmi penerimaan izin prinsip kantor perwakilan di Dubai dari Dubai International Financial Center (DIFC) pada Jumat (5/11) kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
Letter of Incorporation tersebut menandai bahwa bank syariah terbesar di Tanah Air ini secara resmi dapat membuka pasar di wilayah Timur Tengah.
Dengan akta pendirian tersebut, BSI resmi menjadi bagian dari DIFC. Hal itu membuat BSI selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuannya menjadi pemain kunci dalam industri perbankan syariah global.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan hal ini merupakan penanda rekam jejak pertama BSI di pasar global. BSI akan menjadi bank dari Indonesia pertama yang memiliki kantor perwakilan di kawasan Timur Tengah.
Dengan ekspansi ini, BSI berharap dapat mewujudkan misinya sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025.