UMK bantu pacu produktivitas peternak lebah
Kudus (ANTARA) - Tim pengabdian masyarakat Universitas Muria Kudus (UMK) membantu peningkatan produktivitas peternak lebah di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, dengan memberikan bantuan peralatan tepat guna, mulai dari pemeras sarang madu hingga alat pembuat pondasi sarang lebah.
"Peternak lebah di Kecamatan Dawe, Kudus, selama ini terkendala dalam pembuatan pondasi sarang lebah. Karena belum bisa membuat sendiri, akhirnya mereka harus ke Semarang untuk mendapatkannya," kata Ketua tim pengabdian Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Taufiq Hidayat di Kudus, Senin.
Hal itu, tentu membuat biaya produksinya meningkat, sehingga UMK mencoba membantu mencarikan solusi dengan membuatkan alat tepat guna untuk menciptakan pondasi sarang lebah.
Sebelumnya, pihaknya melakukan identifikasi permasalahan yang dialami pembudi daya lebah. Sehingga dalam PKM ini, target khususnya yakni pembuatan alat pemeras sarang madu dengan desain efisien dan ergonomis, kemudian dilanjutkan pembuatan alat pembuat pondasi sarang madu.
Untuk pemasarannya, PKM UMK juga memberikan keterampilan terhadap peternak dalam memanfaatkan mobile portal perdagangan secara elektronik untuk digitalisasi produk serta optimalisasi promosi dan pemasaran produk serta dibuatkan aplikasi android untuk pemasaran madu agar bisa mendapatkan jangkauan lebih luas.
Dari hasil pengabdian tersebut, ada beberapa kemajuan dari budi daya lebah tersebut. Di antaranya, lebah bisa membentuk sarang dalam waktu satu minggu, sebelumnya membutuhkan tiga minggu. Lalu pembuatan cetakan pondasi sarang kini lebih dekat dan tanpa biaya karena sebelumnya cetak pondasi sarang harus ke Semarang dengan harga Rp1.500 per lembar.
"Biasanya setiap cetak antara 350–1.000 lembar, belum lagi biaya ongkos kirim yang mencapai Rp200 ribu. Namun dengan alat cetak pondasi yang dibuat tim, pembuatan pondasi hanya butuh sehari dan tanpa ongkos cetak. Untuk panen madu juga bisa lebih cepat cukup tiga bulan, sedangkan sebelumnya bisa sampai lima bulan," ujarnya.
Sementara untuk penirisan madu juga lebih mudah, apalagi alat ekstraktor madu menggunakan motor bensin sehingga bisa lebih cepat.
Peternak lebah madu Desa Kandangmas Saiful Anif mengucapkan terima kasih kepada tim pengabdin PKM dari UMK yang bekerja sama dengan Ristekdikti atas pengabdian yang dilakukan.
"Kami sangat terbantu dengan adanya kegiatan pengabdian ini. Karena selama ini peternak lebah terkendala pada pembuatan cetak pondasi yang harus dilakukan di Semarang, sehingga dalam prosesnya membutuhkan waktu lama karena harus antre. Dengan adanya alat bantuan dari UMK, maka proses cetak bisa langsung sehari jadi dan tanpa biaya," ujarnya.
Adapun fungsi pondasi sarang lebah, yakni agar sarang menjadi kuat sehingga sarang tidak mudah jebol saat diputar menggunakan mesin pengambil madu. Podasi sarang juga penting untuk merangsang lebah membuat sarang baru.
"Peternak lebah di Kecamatan Dawe, Kudus, selama ini terkendala dalam pembuatan pondasi sarang lebah. Karena belum bisa membuat sendiri, akhirnya mereka harus ke Semarang untuk mendapatkannya," kata Ketua tim pengabdian Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Taufiq Hidayat di Kudus, Senin.
Hal itu, tentu membuat biaya produksinya meningkat, sehingga UMK mencoba membantu mencarikan solusi dengan membuatkan alat tepat guna untuk menciptakan pondasi sarang lebah.
Sebelumnya, pihaknya melakukan identifikasi permasalahan yang dialami pembudi daya lebah. Sehingga dalam PKM ini, target khususnya yakni pembuatan alat pemeras sarang madu dengan desain efisien dan ergonomis, kemudian dilanjutkan pembuatan alat pembuat pondasi sarang madu.
Untuk pemasarannya, PKM UMK juga memberikan keterampilan terhadap peternak dalam memanfaatkan mobile portal perdagangan secara elektronik untuk digitalisasi produk serta optimalisasi promosi dan pemasaran produk serta dibuatkan aplikasi android untuk pemasaran madu agar bisa mendapatkan jangkauan lebih luas.
Dari hasil pengabdian tersebut, ada beberapa kemajuan dari budi daya lebah tersebut. Di antaranya, lebah bisa membentuk sarang dalam waktu satu minggu, sebelumnya membutuhkan tiga minggu. Lalu pembuatan cetakan pondasi sarang kini lebih dekat dan tanpa biaya karena sebelumnya cetak pondasi sarang harus ke Semarang dengan harga Rp1.500 per lembar.
"Biasanya setiap cetak antara 350–1.000 lembar, belum lagi biaya ongkos kirim yang mencapai Rp200 ribu. Namun dengan alat cetak pondasi yang dibuat tim, pembuatan pondasi hanya butuh sehari dan tanpa ongkos cetak. Untuk panen madu juga bisa lebih cepat cukup tiga bulan, sedangkan sebelumnya bisa sampai lima bulan," ujarnya.
Sementara untuk penirisan madu juga lebih mudah, apalagi alat ekstraktor madu menggunakan motor bensin sehingga bisa lebih cepat.
Peternak lebah madu Desa Kandangmas Saiful Anif mengucapkan terima kasih kepada tim pengabdin PKM dari UMK yang bekerja sama dengan Ristekdikti atas pengabdian yang dilakukan.
"Kami sangat terbantu dengan adanya kegiatan pengabdian ini. Karena selama ini peternak lebah terkendala pada pembuatan cetak pondasi yang harus dilakukan di Semarang, sehingga dalam prosesnya membutuhkan waktu lama karena harus antre. Dengan adanya alat bantuan dari UMK, maka proses cetak bisa langsung sehari jadi dan tanpa biaya," ujarnya.
Adapun fungsi pondasi sarang lebah, yakni agar sarang menjadi kuat sehingga sarang tidak mudah jebol saat diputar menggunakan mesin pengambil madu. Podasi sarang juga penting untuk merangsang lebah membuat sarang baru.