Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, segera mengkaji penerapan "lockdown" lokal atau di tingkat rukun tetangga/rukun warga yang berada di wilayah zona merah sebagai cara unttuk menahan laju penyebaran COVID-19.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa penerapan "lockdown" tersebut seiring dengan melonjaknya kasus COVID-19 di daerah sekaligus merespons cepat tujuh instruksi Gubernur Jateng kepada kepala daerah di 25 kabupaten/kota.
"Saat ini, tercatat ada 25 kabupaten/kota di Jateng yang masuk kategori zona merah, termasuk Kota Pekalongan. Oleh karena, kami secepatnya untuk melangkah antisipasi menahan laju penyebaran COVID-19," katanya.
Tujuh intsruksi Gubernur Jateng tersebut antara lain bupati dan wali kota wajib melakukan pembatasan total (lockdown) pada tingkat RT/RW/desa dan kelurahan yang masuk kategori zona merah.
Pada "lockdown" itu, pemerintah daerah akan membatasi mobilitas warga keluar dan masuk wilayah RT/RW maksimal pukul 20.00 WIB dan semua warga dilarang beraktivitas di luar jam itu, kecuali darurat.
Instruksinya lainnya, yaitu melarang kerumunan yang melibatkan lebih dari tiga orang, melarang keramaian di tempat umum, dan meminta kegiatan keagamaan dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing sampai wilayahnya tidak lagi masuk kategori zona merah.
"Di Kota Pekalongan, ada beberapa RT/RW berzona merah, bahkan di RT tempat saya tinggal yaitu Pesindon juga sudah ada yang memberlakukan lockdown," kata Afzan.
Ia mengatakan saat ini upaya "lockdown" lokal terus dikoordinasikan dengan pihak kelurahan dan kecamatan untuk pelaksanaan tersebut dan menggencarkan penyemprotan disinfektan ke rumah warga yang terpapar positif COVID-19.
Selain itu, kata dia, pemkot juga terus melakukan akselerasi cakupan vaksinasi COVID-19 secara massal yang kini sudah menyasar kepada karyawan di sejumlah pabrik dan masyarakat dan berkoordinasi dengan Pemprov Jateng untuk pemenuhan pasokan oksigen di rumah sakit.
"Kami berharap melalui vaksinasi massal ini kasus COVID-19 dalam jangka satu minggu atau dua minggu ke depan bisa turun," katanya.