Boyolali (ANTARA) - Pos Pengamanan (Pospam) dan Pos Pelayanan (Posyan) yang tersebar di tujuh titik di Kabupaten Boyolali akan memaksimalkan kegiatan tes usap antigen bagi pendatang atau pemudik untuk mencegah penyebaran COVID-19, kata pejabat polres setempat.
Polres Boyolali Operasi Ketupat Candi 2021 menurunkan 329 personel ditambah dari unsur TNI, dan Pemerintah Kabupaten Boyolali, ditempatkan di enam pospam dan satu posyan, mulai tanggal 6 hingga 17 Mei 2021, kata Kepala Polres Boyolali, AKBP Morry Ermond, disela meninjau Pospam di Ampel Boyolali, Jumat.
Kapolres yang mendampingi Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, bersama Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf Aris Prasetyo dan rombongan memonitoring di Pospam Ampel, kemudian Gerbang Pintu keluar Tol Boyolali, Rest Area A, Bandara, Bangak dan Posyan Kota Boyolali.
Kapolres mengatakan dalam rangka kebijakan pemerintah larangan mudik dengan memaksimalkan pospam kegiatan tes usap antigen terutama bagi pendatang atau pemudik tujuan Boyolali.
Menurut Kapolres kegiatan penyekatan sudah dilakukan di perbatasan Jateng dan Boyolali, tetapi informasi terbaru yang diterima untuk daerah Aglomerasi Solo raya tidak diperbolehkan lagi melaksanakan mobilitas.
"Hal ini, konsekuensinya mobilitas akan dibatasi yang dari luar Boyolali kami sekat dan dites usap antigen cegah COVID-19," kata Kapolres.
Baca juga: Surakarta wajibkan SIKM khusus untuk pendatang yang bermalam
Pemerintah yang telah mengeluarkan imbauan bagi masyarakat tidak melakukan mudik atau pulang kampung. Hal ini dilakukan untuk memutus penyebaran rantai penularan COVID-19.
Oleh karena itu, Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan sebagai langkah untuk mengantisipasi para pemudik pulang ke daerah melakukan monitoring ke sejumlah Pospam dan Posyan Lebaran 2021.
Menurut Wahyu Irawan hal tersebut untuk memperlancar arus lalu lintas dan juga untuk keamanan di wilayah Kabupaten Boyolali. Namun, yang lebih utamanya lagi untuk penanganan penyebaran COVID-19.
Baca juga: Pemerintah Purbalingga wajibkan tes antigen bagi pendatang
Meskipun, kegiatan mudik telah dilarang oleh pemerintah, tetapi kenyataannya banyak masyarakat yang nekat pulang ke kampung halaman menjelang Lebaran 2021.
"Walaupun, mudik sudah dilarang faktanya masih banyak yang nekat. Hal ini, seperti yang terjadi warga dari luar kota tanpa keterangan, surat apapun langsung dilakukan tes usap antigen. Langkah ini, yang harus dilaksanakan agar angka kasus COVID-19 dapat ditekan," kata Irawan.
Baca juga: Pascalibur panjang, Dinkes Semarang optimalkan RT-RW data pendatang