Tekan penyebaran COVID-19, Tim Gabungan Boyolali sosialisasi prokes di pasar tradisional
Boyolali (ANTARA) - Tim gabungan penegakan hukum disiplin protokol kesehatan Kabupaten Boyolali terus berupaya meningkatkan sosialisasi untuk menekan angka penyebaran COVID-19 dengan sasaran di Pasar Tradisional Sunggingan Boyolali, Selasa.
Tim gabungan baik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali , Satpol Pamong Praja, Kodim 0724/Boyolali, Polres setempat terus melakukan operasi Yustisi dengan memberikan edukasi pentingnya melindungi kesehatan dengan 3M yakni Memakai masker, Menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun untuk menekan angka COVID-19 di wilayahnya.
Bahkan, tim gabungan selain memberikan edukasi prokes, cara memakai masker yang benar, juga membagian ribuan masker dengan gratis kepada para pengunjung dan pedagang di Pasar Tradisional Sunggingan Boyolali.
Kepala Polres Boyolali, AKBP Morry Ermond, disela kegiatan sosialisasi di Pasar Sunggingan, mengatakan, pihaknya telah menyediakan masker khusus pada Selasa ini, sebanyak 1.300 masker, dan rencana 10 hari kedepan masih akan terus dibagikan dari jajaran TNI dan Badan Penanggulangan Bencara Daerah (BPBD) setempat untuk masyarakat.
Selain operasi yustisi dengan sosialisasi, dan pembagian masker di Pasar Sunggingan, kata Kapolres, kegiatan juga menyasar sejumlah pasar-pasar tradisional di wilayah Boyolali lainnya untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya 3M.
"Kami selain membagikan masker, tidak lelah memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan masker dengan benar," kata Kapolres.
Karena, kata Kapolres, masih banyak masyarakat yang menggunakan masker hanya dikalungkan di leher atau diturunkan tidak menutup hidung dan mulutnya, sehingga dapat berpotensi terjadi penularan COVID-19.
"Kegiatan ini, dilaksanakan di pasar-pasar tradisional karena merupakan pusat perekonomian masyarakat yang sering menimbulkan kerumunan," katanya.
Pihaknya berharap agar masyarakat sehat dan untuk menekan kasus COVID-19 di Boyolali, masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan 3M meski akan dilaksanakan vaksinasi secara bertahap kepada masyarakat.
Sementara kasus COVID-19, berdasarkan data di Dinas Kesehatan Boyolali secara akumulasi, hingga Selasa (2/2), mencapai 4.692 kasus.
Menurut Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina, jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 282 kasus, isolasi mandiri 456 kasus.
Sedangkan, warga yang sudah dinyatakan sembuh di Boyolali 3.824 kasus atau sekitar 80,5 persen, dan meninggal dunia 126 kasus atua 2,7 persen.
Menurut Ratri Kabupaten Boyolali skoring Indekd Kesehatan Masyarakat (IKM) COVID-19 yakni 1,96 atau masuk zona resiko sedang COVID-19 atau warna orange.
Tim gabungan baik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali , Satpol Pamong Praja, Kodim 0724/Boyolali, Polres setempat terus melakukan operasi Yustisi dengan memberikan edukasi pentingnya melindungi kesehatan dengan 3M yakni Memakai masker, Menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun untuk menekan angka COVID-19 di wilayahnya.
Bahkan, tim gabungan selain memberikan edukasi prokes, cara memakai masker yang benar, juga membagian ribuan masker dengan gratis kepada para pengunjung dan pedagang di Pasar Tradisional Sunggingan Boyolali.
Kepala Polres Boyolali, AKBP Morry Ermond, disela kegiatan sosialisasi di Pasar Sunggingan, mengatakan, pihaknya telah menyediakan masker khusus pada Selasa ini, sebanyak 1.300 masker, dan rencana 10 hari kedepan masih akan terus dibagikan dari jajaran TNI dan Badan Penanggulangan Bencara Daerah (BPBD) setempat untuk masyarakat.
Selain operasi yustisi dengan sosialisasi, dan pembagian masker di Pasar Sunggingan, kata Kapolres, kegiatan juga menyasar sejumlah pasar-pasar tradisional di wilayah Boyolali lainnya untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya 3M.
"Kami selain membagikan masker, tidak lelah memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan masker dengan benar," kata Kapolres.
Karena, kata Kapolres, masih banyak masyarakat yang menggunakan masker hanya dikalungkan di leher atau diturunkan tidak menutup hidung dan mulutnya, sehingga dapat berpotensi terjadi penularan COVID-19.
"Kegiatan ini, dilaksanakan di pasar-pasar tradisional karena merupakan pusat perekonomian masyarakat yang sering menimbulkan kerumunan," katanya.
Pihaknya berharap agar masyarakat sehat dan untuk menekan kasus COVID-19 di Boyolali, masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan 3M meski akan dilaksanakan vaksinasi secara bertahap kepada masyarakat.
Sementara kasus COVID-19, berdasarkan data di Dinas Kesehatan Boyolali secara akumulasi, hingga Selasa (2/2), mencapai 4.692 kasus.
Menurut Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina, jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 282 kasus, isolasi mandiri 456 kasus.
Sedangkan, warga yang sudah dinyatakan sembuh di Boyolali 3.824 kasus atau sekitar 80,5 persen, dan meninggal dunia 126 kasus atua 2,7 persen.
Menurut Ratri Kabupaten Boyolali skoring Indekd Kesehatan Masyarakat (IKM) COVID-19 yakni 1,96 atau masuk zona resiko sedang COVID-19 atau warna orange.