Boyolali (ANTARA) - Tim gabungan baik dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, TNI, Polri, instansi terkait, dan relawan menggelar apel siaga dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana erupsi Gunung Merapi di wilayahnya.
Pada acara apel siaga menghadapi bencana erupsi Merapi tersebut dipimpin oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Boyolali, Bambang Sinungharjo, dan diikuti sekitar 200 personel gabungan dari berbagai instansi terkait digelar di halaman Kantor BPBD Boyolali, Selasa.
Menurut Kalakhar BPBD Kabupaten Boyolali Bambang Sinungharjo apel siaga tim gabungan tersebut dalam rangka kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Merapi di wilayah Boyolali.
"Kegiatan apel gabungan ini, guna mempersiapkan personel yang akan bertugas ketika kemungkinan terjadi bencana erupsi Gunung Merapi," kata Bambang Sinungharjo.
Menurut dia, kegiatan apel tersebut merupakan sinergi untuk menghadapi situasi Gunung Merapi yang saat ini statusnya siaga atau level III. Pihaknya menguji coba, hingga Jumat (27/11), dan nanti apabila terjadi erupsi Merapi sudah siap untuk melakukan evakuasi warganya.
Pihaknya juga akan mengecek kesiapan jalur evakuasi apabila sewaktu-waktu Gunung Merapi meningkat aktivitasnya. Selain itu, dia juga telah menyiapkan personil untuk berjaga di posko-posko yang telah disiapkan di lapangan.
"Kami siapkan 200 petugas dari relawan, TNI/Polri, tim reaksi cepat (TRC) BPBD, petugas Dinas Perhubungan, dan instansi terkait lainnya, mereka selalu koordinasi dalam penanganan jika terjadi bencana," katanya.
Pihaknya mendirikan Posko induk dipusatkan di kantor BPBD Kabupaten Boyolali. Ada pula posko di kantor Kecamatan Selo, dan tiga posko di lapangan Desa Klakah, Tlogolele dan Jrakah yang masuk di kawasan rawan bencana (KRB) III di wilayah Kabupaten Boyolali.
Bambang mengatakan jumlah pengungsi yang rentan di tiga desa itu, di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, hingga saat ini sekitar 723 orang, mereka menempati penampungan pengungsian sementara (TPPS) di desa masing-masing.
Menurut dia, jumlah pengungsi di Desa Tlogolele mencapai 277 orang, Klakah 199 orang dan Jrakah 247 orang. Pemda akan mengikuti perkembangan masyarakat yang terdampak dan sambil mengikuti petunjuk dari BPPTKG tentang status Merapi.