Semarang (ANTARA) - Ketua DPP Partai Golkar H.M. Iqbal Wibisono menegaskan bahwa Golongan Karya lahir sebagai salah satu kekuatan untuk melawan kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang kala itu berkembang secara pesat di Tanah Air.
Usai acara di Kebumen, Jawa Tengah, Senin, Iqbal Wibisono melalui percakapan WhatsApp kepada ANTARA mengatakan bahwa Golongan Karya (Golkar) sebagai organisasi yang berideologi Pancasila, tentunya memiliki komitmen yang teguh untuk menjaga ideologinya yang saat itu mulai dirongrong oleh kekuatan anti-Pancasila, yakni PKI bersama seluruh barisan dan kekuatannya.
Iqbal menegaskan bahwa tugas pokok Partai Golkar adalah memperjuangkan terwujudnya cita-cita bangsa dan tujuan nasional melalui peningkatan segala aspek kehidupan yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, agama, sosial budaya, peningkatan sumber daya manusia, pendidikan, serta pertahanan dan keamanan nasional.
Ketika di hadapan kader Partai Golkar DPD II Kabupaten Kebumen yang mengikuti Pendidikan Politik dan Strategi Pemenangan Pemilu di Wilayah Jawa II, meliputi Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Iqbal mengungkapkan kembali latar belakang kelahiran Golkar pada tanggal 20 Oktober 1964.
Ia mengemukakan bahwa Golkar lahir yang diawali dari Sekretaris Bersama (Sekber) Golkar pada masa akhir kekuasaan Orde Lama. Bahkan, Golkar mengalami kejayaan selama 32 tahun pada masa Orde Baru.
"Selama 32 tahun berkuasa di bawah kepemimpinan H.M. Soeharto, Golkar selalu menang dalam pemilihan umum (pemilu), mulai dari tahun 1971 sampai dengan 1997," kata Iqbal yang juga Ketua Pemenangan Pemilu Jateng dan DIY DPP Partai Golkar.
Baca juga: Golkar gelar pendidikan politik pada masa kampanye pilkada
Selanjutnya, mengalami pasang surut pada Orde Reformasi. Pada masa ini Partai Golkar mengalami penurunan, atau di bawah PDIP pada Pemilu 1999, kemudian menang kembali pada Pemilu 2004 pada masa kepemimpinan Akbar Tanjung.
Meski hanya mampu bertahan tidak terlalu lama, pada Pemilu 2009 Partai Golkar berada di posisi kedua setelah Partai Demokrat yang merupakan partainya presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah Pemilu 2009, Partai Golkar selalu berada di peringkat kedua.
"Sudah semestinya sebagai partai politik berharap pemilu ke depan, pada tahun 2024, akan mampu memenangi pemilu anggota legislatif dan Pemilu Presiden RI," kata Iqbal.
Untuk memenangi setiap kontestasi politik, baik pilkada, pemilu anggota legislatif, maupun Pilpres 2024, kata Iqbal, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto selalu mengatakan bahwa untuk menang kontestasi pada tahun 2024, Partai Golkar harus menang dalam setiap pilkada.
Dengan demikian, kata Iqbal, kemenangan pilkada pada tahun ini merupakan modal utama untuk memenangi pemilu anggota legislatif dan Pilpres 2024.
"Untuk itu, tiada hari tanpa kerja keras. Dalam kerja keras itu kader Partai Golkar harus bersatu, solid, kukuh, dan selalu dekat dengan rakyat tanpa pandang bulu," kata alumnus Program Doktor (S-3) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) ini.
Oleh karena itu, dia mengajak kader dan simpatisan Partai Golkar di Kebumen untuk memenangkan peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kebumen dari partai berlambang pohon beringin ini pada tanggal 9 Desember 2020.
"Calon Golkar harus menang dan kemenangan itu sebuah prestasi partai untuk ke depan menjadi lebih besar dan bermanfaat untuk rakyat banyak," kata Iqbal di hadapan peserta Pendidikan Politik dan Strategi Pemenangan Pemilu di Wilayah Jawa II.
Hadir pada acara tersebut, Calon Bupati Kebumen Arif Sugianto, Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jawa Tengah Ferry Wawan Cahyono, dan Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Kebumen Hj. Halimah Nurhayati.
Baca juga: Perlu menjunjung nasionalisme guna menekan angka golput
Baca juga: Golkar ditargetkan raih 60 persen suara Pilkada 2020