Semarang (ANTARA) -
"Sejumlah penyakit biasa muncul pada masa pancaroba, dan salah satunya adalah demam berdarah. Sebab, sejumlah wilayah di Jateng terdapat kasus demam berdarah dan harus diantisipasi bersama di samping pencegahan COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Semarang, Rabu.
Terkait dengan penyakit DB, masyarakat harus waspada dan menerapkan Gerakan 3M yakni menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan membersihkan lingkungan sekitar.
Baca juga: Pentingnya asupan vitamin C dan D pada masa pancaroba dan wabah COVID-19
Menurut dia, pemberantasan sarang nyamuk juga harus ditingkatkan pada pancaroba, termasuk menggiatkan kembali peran juru pemantau jentik di rumah-rumah warga.
"Seperti kita ketahui, bahwa setiap pancaroba, itu terjadi perubahan pengaruh kesehatan lingkungan. Penyakit-penyakit yang dipengaruhi kesehatan lingkungan itu antara lain adalah demam berdarah," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Ganjar Pranowo meminta jajaran Dinkes Jateng mengoptimalkan peran kader kesehatannya guna mengurangi dampak penyakit pada saat memasuki musim hujan tahun ini.
"Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk mengerahkan kader kesehatannya untuk lakukan penyuluh kesehatan selama musim hujan," katanya.
Menurut Ganjar, hal tersebut dilakukan sebagai upaya mengedukasi masyarakat untuk mengantisipasi merebaknya penyakit yang merebak saat musim hujan seperti demam berdarah dan diare.
Politikus PDI Perjuangan itu menyebutkan demam berdarah dan diare sering menimpa masyarakat saat musim hujan, bahkan tidak sedikit yang penderitanya meninggal dunia karena terlambat mendapat perawatan medis.
Baca juga: Akademisi ingatkan pentingnya kewaspadaan bencana hidrometeorologi saat pancaroba
Baca juga: Dinkes Cilacap: Masyarakat diminta waspadai penyakit saat pancaroba