Dalam keterangan pers yang diterima Antara di Semarang, Jumat, penandatanganan perjanjian kerja sama antara pengusaha asal Jateng dengan perwakilan pemerintah Rusia itu dilaksanakan di Rits Carlton Hotel Moscow.
Untuk kerja sama dagang, Rusia sepakat akan mengimpor berbagai produk dari Jateng seperti produk kapsul jamu senilai 5 juta dolar AS, produk karagenan dan jelly 55.000 dolar AS, produk mebel 1 juta dolar AS.
Rusia juga memesan produk gula merah organik senilai total 100.000 dolar AS, dan produk kerajinan bambu senilai 6.000 dolar AS.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memimpin delegasi Indonesia-Rusia Business Forum mengatakan bahwa penandatanganan 10 perjanjian kerja sama ini tidak mengejutkan karena Jateng saat ini punya daya saing tertinggi di Indonesia.
Selain situasi wilayah yang kondusif dan ketersediaan tenaga kerja dengan standar upah kompetitif, Jateng juga mempunyai berbagai kemudahan investasi seperti pelayanan perizinan terpadu, reformasi peraturan perizinan dengan sistem "online".
"Kemarin kita dapat peringkat pertama pada investment award oleh pemerintah pusat,” kata Ganjar.
Baca juga: Kerja sama "sister province" Jateng dengan Queensland diperpanjang
Pencatatan ekspor di Moscow, lanjut Ganjar, memperkuat ekspor Jateng ke Rusia yang nilainya cenderung naik, dimana lada 2017 tercatat sebesar 23 juta Dolar Amerika naik menjadi 30 juta Dolar Amerika pada 2018.
Komoditas ekspor yang paling banyak diminati Rusia selama ini yakni pakaian jadi bukan rajutan, alas kaki, kayu dan barang dari kayu, barang rajutan, dan perabot penerangan.
Ganjar berharap selama festival yang berlangsung hingga 4 Agustus 2019 ini semakin banyak produk Jateng yang bisa dijual di Negeri Beruang Merah.
"Ada banyak produk kita yang berkualitas dan menarik seperti kacang, kopi, furnitur, gula merah organik, biskuit dan makanan ringan, batik lurik dan lainnya, kita berharap semakin laris dan meningkat ekspornya," ujarnya.
Forum bisnis ini merupakan rangkaian Festival Indonesia Moscow yang digelar setiap tahun berupa pameran produk dan kebudayaan yang menyedot ribuan pengunjung dan pengusaha Rusia.
Meski bukan termasuk delegasi dengan personil terbanyak, namun promosi investasi dan perdagangan Jateng sangat efektif.
Selain berhasil mencatatkan kerja sama ekspor, Jateng juga dilirik investasi di bidang industri dan infrastruktur diantaranya dari PT Asia Starch International dan PT Dredolf Indonesia untuk Investasi Industri Starch Terintegrasi senilai 1 milyar Euro.
Kemudian dari Evrascon juga berminat menjajaki investasi infrastruktur di Jateng seperti jalan, bandara, dan pelabuhan.
Baca juga: Pemprov Jateng jajaki kerja sama dengan Suriname