Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang akan berusaha mengakomodasi permintaan para warga binaan atau pekerja seks komersial (PSK) Resosialisasi Argorejo atau yang lebih dikenal dengan Sunan Kuning menjelang penutupan kompleks tersebut.
"Tuntutan warga ini akan kami sampaikan kepada wali kota," kata Kepala Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang, Kamis.
Menurut dia, tuntutan warga binaan Argorejo tersebut masih berkaitan dengan uang saku yang akan menjadi tali asih bagi mereka saat dipulangkan ke kampung halamannya.
"Tuntutan soal uang saku, minta tambah," katanya.
Ia menjelaskan proses penutupan resos Sunan Kuning ini sudah berjalan sejak 2 tahun lalu.
Berbagai program juga sudah disiapkan Pemerintah Kota Semarang, kata dia, salah satunya yakni pelatihan bagi warga binaan yang mayoritas wanita pekerja seks tersebut setelah nanti dipulangkan ke daerahnya.
Ia menyakini proses penutupan Sunan Kuning akan berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, sebelum 17 Agustus 2019.
Terpisah, Ketua Pembina Kompleks Resosialisasi Argorejo Semarang, Suwandi, mengatakan pemerintah kota menyiapkan uang saku sebagai tali asih bagi warha binaan yang nantinya akan dipulangkan ke kampung halamannya. Ia menyebut besarannya sekitar Rp5,5 juta per orang.
"Itu dari Dinas Sosial Kota Semarang, informasinya juga masih dibahas bantuan dari dinas sosial provinsi," katanya.
Suwandi menjelaskan di resos Sunan Kuning terdapat 476 warga binaan yang merupakan wanita pekerja seks.
Sebelumnya diberitakan Pemerintah Kota Semarang berencana menutup kompleks resosialisasi Argorejo sebelum 17 Agustus 2019.
Baca juga: 449 PSK Resos Sunan Kuning bakal dipulangkan
Baca juga: Pembunuh wanita penghuni lokalisasi Sunan Kuning diringkus