"Pendekatan kami terhadap mis-informasi sama dengan Facebook. Ketika menemukan mis-informasi, kami akan mengurangi distribusinya, bukan menghapusnya," kata juru bicara Instagram, Stephanie Otway, dikutip dari laman Poynter.
Mulai awal Mei, Instagram mengirimkan konten yang berpotensi menimbulkan masalah ke dasbor yang sama yang digunakan oleh pemeriksa fakta mitra Facebook. Para pemeriksa fakta akan mengidentifikasi temuan tersebut.
Jika konten tersebut merupakan misinformasi, Instagram akan membatasi penyebaran konten tersebut. Instagram akan menghapus konten tersebut dari tab Explore dan hasil pencarian tanda pagar.
Baca juga: Instagram tambah tiga fitur baru
Pengguna Instagram hanya bisa melihat konten tersebut jika mengikuti langsung akun yang menyebarkannya.
Selain menurunkan distribusi konten misinformasi, Instagram juga sedang menguji coba untuk menampilkan pesan pop-up pada topik-topik yang berpotensi misinformasi, misalnya tentang anti-vaksinasi.
Facebook Inc, perusahaan induk Instagram, sejak 2016 telah bekerja sama dengan mitra pemeriksa fakta di berbagai negara untuk menurunkan distribusi hoaks pada platform mereka.
Facebook sudah bekerja sama dengan lebih 52 mitra pemeriksa fakta di lebih dari 30 negara, salah satunya Indonesia.
Baca juga: Instagram punya filter Ramadhan dan stiker buatan kreator lokal
Editor: Imam Santoso