Jakarta (ANTARA) - Infiniti, merek premium dari Nissan, menyatakan akan menghentikan produksi sedan Q30 dan kendaraan sport (SUV) QX30 untuk pasar Eropa yang dibuat di pabrik Nissan Sunderland, Inggris, pada pertengahan 2019.
Nissan menghentikan produksi Infiniti di Eropa untuk mengalihkan sumber dayanya ke China dan Amerika Serikat, sebagai dua pasar utama otomotif dunia. Dengan pengalihan fokus itu, Infiniti setidaknya tidak perlu bersaing terlalu ketat dengan merek-merek terkenal di Eropa antara lain Audi, BMW dan Mercedes-Benz.
Nissan juga membatalkan rencana untuk memproduksi X-Trail di Inggris karena ketidakpastian Brexit. Pabrikan itu kemudian menyatakan bakal mengoptimalkan investasinya dengan memproduksi model generasi berikutnya di Jepang.
Kepala juru bicara Infiniti Trevor Hale, mengatakan pasar mobil kelas premium di Eropa Barat terlalu ketat dan kompetitif.
"Eropa Barat tetap wilayah yang paling menantang dan kompetitif untuk mobil premium," kata Trevor Hale kepada Reuters, Rabu.
Selain persaingan yang ketat, merek premium Jepang yang berkantor di Hong Kong sejak 2012 itu juga berjuang untuk memenuhi peraturan emisi dan persyaratan lainnya di Eropa, kata Hale, mengacu pada ketatnya persyaratan standar emisi Euro 6 dan tantangan regulasi lainnya.
Infiniti menyatakan, dengan meninggalkan Eropa Barat akan membuka peluang menciptakan inovasi "elektrifikasi" untuk produk mereka pada 2021, kemudian secara bertahap menghentikan produksi mobil diesel.
Nissan akan fokus menggarap segmen SUV di Amerika Utara, dan membawa lima model baru -- atau yang didesain ulang -- ke pasar China dalam lima tahun ke depan, guna menggenjot penjualan.
Baca juga: Konsep kerajinan tangan pada interior Infiniti QX50
Baca juga: Infiniti incar konsumen milenial lewat mobil hybrid-listrik