Banjarnegara (Antaranews Jateng) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, terus mengoptimalkan upaya pengurangan risiko atau mitigasi bencana menyusul masih tingginya curah hujan di wilayah setempat.
"Kami telah menggelar rapat koordinasi terkait penanggulangan bencana alam dan optimalisasi mitigasi bencana," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, Arief Rahman di Banjarnegara, Selasa.
Dia menjelaskan rapat diikuti sejumlah organisasi perangkat daerah dan instansi terkait lainnya.
"Ada dari dinas terkait seperti kesehatan, pekerjaan umum, perwakilan kecamatan, kepala desa, puskesmas dan lain sebagainya," katanya.
Dengan adanya sinergi dari sejumlah pihak terkait, kata dia, diharapkan upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana berjalan optimal.
"Kami juga membahas mengenai rencana pembentukan desa tangguh bencana guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah setempat," katanya.
Program desa tangguh bencana dilatarbelakangi kenyataan bahwa wilayah Kabupaten Banjarnegara rawan terjadi berbagai jenis bencana alam terutama tanah longsor.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga memastikan kesiapan para pihak terkait dalam mengahdapi bencana.
"Misalkan relawan, logistik, armada, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya terkait upaya penanggulangan bencana harus siap," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan terus meningkatkan sosialisasi ke masyarakat terkait upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi mengatakan berdasarkan analisa curah hujan, pada dasarian I tanggal 1-10 Februari 2019, curah hujan di sebagian wilayah Kabupaten Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya pada umumnya memiliki curah hujan kriteria tinggi.
"Yakni sekitar 151 - 300 milimeter pada dasarian pertama," katanya.
Sementara pada dasarian II tanggal 11-20 Februari 2019, tambah dia, berpeluang terjadi curah hujan dengan kategori menengah 76-150 milimeter.
Dia menjelaskan meskipun tren curah hujan mengalami penurunan namun masih ada potensi cuaca ekstrem di wilayah setempat.
"Kami mengingatkan masyarakat di wilayah Banjarnegara untuk tidak panik namun harus selalu waspada terhadap terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir, tanah longsor, dan juga angin puting beliung," katanya.