Semarang, ANTARA JATENG - Sekitar 150 tumpeng lengkap dengan
berbagai lauk pauk menyambut malam "Suronan" atau tahun baru Islam 1
Muharram 1439 Hijriah di Balai Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu malam.
"Kembul bujana" atau tradisi menyantap tumpeng secara bersama-sama
merupakan yang kedua kali digelar Pemerintah Kota Semarang menyambut 1
Muharram, setelah tahun lalu digelar di Lapangan Simpang Lima Semarang.
Dalam "kembul bujana" itu, semua yang hadir duduk bersama
mengelilingi tumpeng, sembari menunggu dilantunkannya doa sebagai
harapan untuk sesuatu yang lebih baik untuk tahun depan dibandingkan
tahun ini.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan "kembul bujana"
itu merepresentasikan kesejajaran dari semua orang dari berbagai latar
belakang, baik jenjang kepangkatan, status sosial, maupun masyarakat
biasa.
"Semuanya duduk bersama untuk menikmati nasi tumpeng secara
bersama-sama. Dalam membangun Kota Semarang, lepaskan segala sekat
perbedaan yang ada, mari bersama-sama," kata orang nomor satu di Kota
Semarang itu.
Perbedaan, lanjut dia, jangan sampai menjadikan pembangunan
terhambat, apalagi cuma perbedaan warna, sebab pembangunan harus
melibatkan seluruh masyarakat dan berbagai pihak, bukan hanya tanggung
jawab pemerintah.
"Nek sing abang dolane karo abang, sing biru karo biru, ra maju
(kalau yang merah berteman hanya dengan yang merah, yang biru dengan
biru, tidak akan maju, red.)," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Yang punya pangkat, kata dia, "dolane" hanya dengan yang punya
pangkat, yang punya uang juga dengan hanya yang punya uang, lanjut
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, akan membuat sebuah kota sulit
maju.
"Dengan `kembul bujana` ini, marilah duduk bersama. Tumpeng ini
bukan hanya dari pemerintah, tetapi juga perhotelan, perbankan, badan
usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), dan
sebagainya," katanya.
Hendi berharap warga Semarang sudah tidak lagi berbicara mengenai
kepentingan pribadi, melainkan kepentingan bersama untuk menjadikan Kota
Semarang lebih maju, lebih baik, dan lebih hebat ke depannya.
"Jangan hanya berpikir Semarang `wis nge`i` (sudah memberi, red.)
apa `karo` (untuk) aku, tetapi aku `wis nge`i` apa kanggo Kota Semarang.
Membangun sebuah kota, perlu banyak tangan," pungkasnya.
Hadir dalam "kembul bujana" menyambut 1 Muharram 1439 Hijriah itu,
di antaranya Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi, Wakil Wali Kota
Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dan jajaran musyawarah pimpinan
daerah.
Peringatan 1 Muharram 1439 Hijriah di Kota Semarang itu dimeriahkan
pula pergelaran wayang kulit dengan dalang Ki Anom Dwijo Kangko yang
mengangkat lakon "Anoman Maneges" dan hiburan lawak oleh Marwoto.