Tangerang, ANTARA JATENG - Perjanjian perdagangan bebas atau free trade area (FTA) menjadi salah satu kunci penting untuk meningkatkan ekspor dan akan memperkuat daya saing produk otomotif nasional.
"Kalau ingin membuka pasar (ekspor) lebih luas, bisa saja. Ada tidak free trade (FTA) dengan negara lain," kata Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam disela pameran otomotif di Tangerang, Banten, menanggapi upaya peningkatan ekspor mobil.
Menurut dia, peran negara dan pemerintah untuk memperluas pasar dan meningkatkan ekspor otomotif nasional sangat menentukan terutama terkait perjanjian perdagangan bebas dengan negara yang industri kendaraan bermotornya masih mengandalkan impor, seperti Australia.
Apalagi, Indonesia kini telah menjadi basis produksi kendaraan baik untuk domestik maupun ekspor dari para pemain industri otomotif dunia, seperti Toyota, Mitsubishi, Honda, Suzuki, dan Wuling.
"Kalau ada FTA daya saing kita untuk ekspor ke negara tersebut meningkat," kata Bob.
Tidak itu saja, peningkatan ekspor yang terbentuk dari banyaknya FTA akan mendongkrak keekonomian produk yang dibuat.
Namun Bob juga menyebutkan faktor lain yang menjadi penentu daya saing dan peningkatan ekspor. Selain mengenai izin ekspor dari para pemegang merek (prinsipal), struktur kedalaman industri otomotif yang dibangun di dalam negeri juga harus kuat.
Hal itu penting agar biaya produksi juga lebih bersaing, akibat banyak bahan baku dan pemasok komponen ada di dalam negeri.
"Satu lagi, bagaimana (kendaraan) yang dipasarkan di dalam negeri juga sama dengan standar global," kata Bob.
TMMIN sendiri, menurut dia, terus berupaya meningkatkan daya saing produksi dan mencari peluang ekspor.
Sampai semester pertama 2017, TMMIN telah mengekspor kendaraan ke lebih dari 80 negara dengan total volume 99.000 unit mobil utuh (CBU), terdiri dari Fortuner (33.000 unit), Vios (15.000) unit, Kijang Innova (6.000 unit) serta Yaris dan Sienta (4.000 unit).
Selain itu ada juga ekspor mobil hasil produksi PT Astra Daihatsu Motor yang berada dalam grup Toyota Indonesia yaitu Avanza, Rush, Town/Lite Ace, dan Agya (41 ribu unit).
TMMIN juga mengekspor kendaraan secara terurai (CKD) sebanyak 24 ribu unit, mesin tipe TR dan NR baik bensin maupun etanol sebanyak 68 ribu unit, dan suku cadang kendaraan mencapai 48 juta komponen.