Jakarta, ANTARA JATENG - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) menyebutkan bahwa soal Ujian Nasional pada 2018 tidak lagi
pilihan ganda melainkan esai.
"Kami berusaha, mulai tahun depan soal UN tidak lagi pilihan ganda.
Sehingga dapat mengukur level kognisi siswa lebih mendalam," ujar Kepala
Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud, Nizam, dalam konferensi pers di
Jakarta, Kamis.
Melalui soal UN yang esai, lanjut dia, juga dapat mengukur
ketuntasan belajar siswa. Meskipun saat ini, baik guru maupun siswa
belum sepenuhnya menyadari bahwa UN dapat mengukur ketuntasan belajar
siswa.
Dalam konferensi pers itu juga dijelaskan jumlah satuan pendidikan
yang mengikuti UNBK untuk jenjang SMP yakni sebanyak 8.879 SMP, 1.970
MTs, 198 SMP terbuka, serta 693 PKBM.
UNBK SMP diikuti oleh 1.349.744 siswa. Meskipun demikian, dari segi
persentase sekolah dan siswa UNBK jenjang SMP masih lebih rendah dari
jenjang di atasnya, yakni 32 persen, karena jumlah siswa SMP/MTs jauh
lebih banyak. Peserta ujian nasional jenjang SMP yang dilayani dengan
kertas dan pensil (UNKP) sebanyak 2.855.633 siswa.
Nizam menjelaskan pada pelaksanaan UN SMP pada tahun ini, relatif
sepi dari isu tentang kebocoran dan kecurangan pelaksanaan UN.
Indeks Integritas UN (IIUN) meningkat sebesar 8,31 poin. Namun untuk
nilai rata-rata UN SMP mengalami penurunan sebanyak 4,36.
Namun demikian, sekolah-sekolah yang dulu telah mengikuti UNBK dan
tahun ini tetap menggunakan UNBK tidak menunjukkan penurunan yang
signifikan, justru reratanya pada mata pelajaran Matematika mengalami
peningkatan.
Demikian pula sekolah yang tahun lalu memiliki IIUN
tinggi dan tahun ini tetap tinggi indeksnya tidak mengalami perubahan
yang berarti.
Sementara sekolah yang dulunya bermasalah, dengan
IIUN rendah dan tahun ini beralih ke UNBK cenderung mengalami penurunan
signifikan.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad,
mengatakan ketuntasan belajar tidak hanya diukur melalui nilai namun
proses yang harus dicapai siswa.