Jakarta, Antara Jateng - Anggota DPR RI Ahmad Basarah mengajak rakyat Indonesia mewaspadai berbagai isme atau paham yang berpotensi mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ahmad Basarah menegaskan bahwa individualisme, sekularisme, kapitalisme, liberalisme, komunisme, radikalisme, terorisme, juga khilafah merupakan musuh utama bangsa Indonesia.
"Isme-isme ini masuk ke negara kita atas nama berbagai isu, demokrasi, HAM, lingkungan hidup, kebebasan, dan lain-lain. Ironisnya isme-isme ini memiliki agen-agen di Indonesia yang setiap saat melakukan propaganda di tengah-tengah masyarakat kita melalui berbagai cara," katanya, di Jakarta, Kamis.
Basarah mengemukakan hal itu saat tampil sebagai pembicara dalam Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Guru dan Rohis SMA/SMK dan Sederajat se-Jabodetabek di Hotel Kartika Chandra Jakarta yang dibuka oleh Sestama BNPT Mayjen TNI R Gautama Wiranegara.
"Kemunculan paham komunisme, radikalisme, dan terorisme, paham khilafah dan lain-lain sebagainya bertujuan menghancurkan negara yang kita cintai ini. Mereka menginginkan kita hidup terkotak-kotak dan saling bermusuhan sebagaimana yang kita saksikan saat ini di beberapa negara Timur Tengah," katanya lagi.
Dia mengatakan, perbedaan mazhab, fanatisme, radikalisme, telah berkumpul semuanya dan berkecamuk antara satu dengan yang lain sehingga menimbulkan konflik yang tiada akhir. Korbannya adalah anak-anak dan mereka yang tak berdosa.
"Ini tentu tidak diinginkan terjadi di negeri yang kita cintai, dan kita tidak rela jika anak-anak kita nantinya hidup dalam konflik," kata Basarah pula.
Menurutnya, Indonesia memiliki falsafah negara yaitu Pancasila yang lebih unggul dari paham lainnya yang berkembang di dunia Barat. Pancasila memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi mulai sila pertama hingga sila kelima yang mencakup aspek kehidupan umat manusia.
"Karena itu, sejatinya mempertahankan dan membela mati-matian falsafah negara kita sama dengan mempertahankan NKRI," katanya lagi.
Dialog yang diikuti sekitar 1.000 peserta itu, juga menampilkan beberapa narasumber lainnya, antara lain Deputi I BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Hamidin, Rais Syuriah PBNU KH Zakky Mubarak, Guru Besar Sosiologi Agama UIN Syarif Hidayatullah Prof Bambang Pranowo, mantan teroris Abdurrahman Ayyub dan Ali Fauzi Manzi, serta korban bom Marriot Tony Sumarno.
"Propaganda paham radikal sudah sangat mengkhawatirkan. Karena itu, BNPT hari ini menggandeng para guru dan rohis SMA sederajat se-Jabodetabek sebagai upaya membentengi generasi muda dari penyebaran paham-paham negatif ini," ujar Mayjen TNI Gautama Wiranegara.
Berita Terkait
Basarah: Gibran punya peluang sama dengan kader lain dapatkan rekomendasi DPP
Selasa, 31 Desember 2019 14:35 Wib
Basarah: Pancasila Berada di Atas UUD 1945 dalam Sistem Hukum di Indonesia
Minggu, 11 Desember 2016 10:02 Wib
Ahmad Basarah Menilai Usulan PPP Bermuatan SARA
Minggu, 9 Oktober 2016 17:14 Wib
Ahmad Basarah menilai Organisasi Kemasyarakatan Seakan Kehilangan Eksistensi
Selasa, 9 Februari 2016 17:13 Wib
Basarah tegaskan Salam Merdeka bukan Salam Parpol Tertentu
Selasa, 9 Februari 2016 16:57 Wib
Basarah: Permintaan Maaf kepada PKI belum Miliki Dasar Hukum Ketatanegaraan
Jumat, 2 Oktober 2015 15:59 Wib
Basarah: Indonesia Dijajah Kapitalisme Global
Sabtu, 29 Agustus 2015 5:45 Wib
Ahmad Basarah terpilih sebagai Ketua Umum PA GMNI
Sabtu, 8 Agustus 2015 13:31 Wib