"Selama ini selalu sibuk dengan isu ekonomi dan politik yang dirasa lebih genting, namun ilmu pengetahuan berperan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Lalu apakah kita harus menunggu lebih lama untuk mengedepankan isu pengetahuan?" Ketua AIPI Sangkot Marzuki dalam acara "Silver Jubilee" AIPI di Jakarta, Senin.
Dalam usia ke 25 tahun, ia mengatakan AIPI menjadi momentum yang tepat untuk menggiatkan kembali pengetahuan ilmu pengetahuan dan budaya ilmiah di Indonesia.
Program yang akan diperkenalkan AIPI, menurut dia, yakni Agenda Ilmu Pengetahuan-SAINS 2045 dan Akademi Ilmuwan Muda, serta Dana Ilmu pengetahuan Indonesia (Indonesian Science Fund) yang bertujuan menggalang dana penelitian dan pengembangan secara independen.
Dalam rangkaian "silver jubilee" AIPI diawali dengan seminar bertema Indonesia Sebagai Tapak Ilmiah Dunia Mengikuti Jejak Alfred Russel Wallace. Seminar membahas tentang empat penemuan akbar dunia yang terinspirasi dari bumi Indonesia yakni Asia Tenggara sebagai Stasiun Utama Penyebaran Manusia Mondern, Manusia Jawa Telah Menggunakan Alat dan Kreativitas 500.000 tahun lalu, Homo Florensiensis Spesies Homonid Bary atau Homo Sapiens Abnormal, serta Lukisan Gua di Sulawesi Selatan Bukti Kreativitas Homo sapiens tertua Dunia.
Sedangkan workshop yang digelar terdiri dari tiga berkaitan dengan biosecurity, lifestyle diseases, dan emerging diseases yang bekerja sama dengan Kementerian Sekretariat Negara, USAID, Pemerintah Australia, serta kolaborasi dengan berbagai akademi limu pengetahuan seperti National Academy of Sciences dari Amerika Serikat, Australian Academy of Science, dan Akademi Ilmu Pengetahuan Belanda (KNAW), dan lembaga penelitian seperti National Health and Medical Research Council (NHMRC) Australia dan SEAMEO-QITEP.
Sebelumnya peringatan 25 tahun AIPI diawali dengan Sidang Paripurna Anggota AIPI yang juga dihadiri Presiden ke-3 Republik Indonesia B J Habibie selaku salah satu pendiri AIPI.