Semarang (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Benjamin Paulus Octavianus menilai program Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah efektif dalam skrining terhadap penderita tuberkulosis (TB).

"Ini sangat luar biasa, sudah saya cek ada foto rontgen juga di sini," katanya saat meninjau Program Speling dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Kabupaten Boyolali, Rabu.

Didampingi Gubernur Jateng, Wamenkes meninjau pelaksanaan Speling dan CKG di dua lokasi, yaitu Desa Seboto, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, dan Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.

Apalagi, kata dia, sejauh ini program tersebut sudah menjangkau sebanyak 706 desa di Jateng, dan di desa-desa tersebut telah diterjunkan para dokter spesialis dengan alat portable X-ray untuk pemeriksaan warga setempat.

Ia menjelaskan bahwa Program Speling yang disinergikan dengan CKG mampu mendeteksi berbagai penyakit yang diderita oleh warga, mulai dari kencing manis hingga darah tinggi.

Bahkan, melalui foto rontgen dari alat portable X-ray, dokter spesialis mampu mendeteksi penyakit infeksi, tumor, paru-paru, atau penyakit lainnya.

"Kalau program ini bisa dilakukan di seluruh Indonesia, masyarakat Indonesia jauh lebih baik dari hari ini. Itu yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto melalui Cek Kesehatan Gratis (CKG)," katanya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan penanganan tuberkulosis menjadi salah satu prioritas nasional.

Di Jateng, Dinas Kesehatan telah meluncurkan program TB Express yang dalam praktiknya terintegrasi dengan kegiatan Speling dan CKG yang melibatkan seluruh dinas kesehatan di kabupaten/kota.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, estimasi kasus tuberkulosis di Jawa Tengah tahun 2025 sebanyak 107.488 kasus, dan per 4 November 2025 sudah ditemukan 73.028 kasus atau 68 persen dari estimasi.

Secara total, program Speling dan CKG telah melakukan pemeriksaan kepada 10.864.676 orang Jateng.

Khusus layanan pemeriksaan tuberkulosis terdapat 5.503.929 orang yang diperiksa, meliputi pemeriksaan dahak menggunakan Tes Cepat Molekuler (sputum TCM) sebanyak 94.499 orang.

Hasil pemeriksaan tersebut, yakni negatif 86.573 orang, pemeriksaan gagal 5.051 orang, TB sensitif obat (SO) 2.605 orang, dan TB resisten obat (RO) 260 orang.



Baca juga: Anggota DPRD Semarang mendorong perda pesantren agar ramah difabel

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2025