Pekalongan (ANTARA) - Sub Holding Komoditi Gula PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menggencarkan program inkubator agripreneur tebu untuk mewujudkan swasembada gula yang ditargetkan pemerintah tercapai pada 2028 melalui peran generasi muda.
Direktur Utama SGN Mahmudi di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan bahwa program ini dirancang untuk melatih dan mendampingi petani muda yang berminat menjadi agripreneur profesional yang mampu mengelola perkebunan tebu secara modern, produktif, dan berkelanjutan.
"Melalui program ini, para peserta akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari ahli. Dengan desain ini diharapkan program dapat memperkuat kapasitas para peserta dalam membangun usaha tani yang berdampak positif pada sektor pertanian Indonesia," katanya.
Ia mengatakan untuk mencapai tujuan ini, Indonesia menghadapi tantangan besar berupa isu produktivitas untuk mencukupi kebutuhan konsumsi nasional.
Terlepas dari tantangan yang harus dihadapi, kata dia, terbuka peluang besar bagi generasi muda untuk terlibat langsung dalam sektor pertanian, khususnya dalam pengembangan industri tebu.
Menurut dia, untuk meningkatkan ketertarikan generasi muda pada sektor pertanian maka perlu dibentuk program inovatif bernama inkubator agripreneur tebu.
Program ini diinisiasi sebagai solusi untuk link and match antara isu produktivitas dan peran generasi muda dalam sektor pertanian.
Dikatakan, inkubator agripreneur tebu terdiri atas beberapa tahapan seperti seleksi awal, bootcamp, pelatihan lapangan, pendampingan ahli, inkubasi usaha, serta pendanaan dan kemitraan.
"Dimana keseluruhan dari tahapan tersebut saling mendukung untuk menghasilkan petani muda yang siap bersaing dan berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional," katanya.
Pada program ini, kata dia, tidak hanya mendorong terwujudnya swasembada gula saja tetapi juga sekaligus ruang berkontribusi bagi program negara.
"Inkubator agripreneur tebu juga memberikan berbagai keuntungan bagi para peserta. Melalui program ini peserta mendapatkan peluang untuk membangun usaha mandiri yang difasilitasi akses kepada teknologi pertanian modern, bibit unggul, serta sarana dan prasarana yang memadai untuk memulai usaha tani tebu standar tinggi," katanya.
Direktur Utama SGN Mahmudi di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan bahwa program ini dirancang untuk melatih dan mendampingi petani muda yang berminat menjadi agripreneur profesional yang mampu mengelola perkebunan tebu secara modern, produktif, dan berkelanjutan.
"Melalui program ini, para peserta akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari ahli. Dengan desain ini diharapkan program dapat memperkuat kapasitas para peserta dalam membangun usaha tani yang berdampak positif pada sektor pertanian Indonesia," katanya.
Ia mengatakan untuk mencapai tujuan ini, Indonesia menghadapi tantangan besar berupa isu produktivitas untuk mencukupi kebutuhan konsumsi nasional.
Terlepas dari tantangan yang harus dihadapi, kata dia, terbuka peluang besar bagi generasi muda untuk terlibat langsung dalam sektor pertanian, khususnya dalam pengembangan industri tebu.
Menurut dia, untuk meningkatkan ketertarikan generasi muda pada sektor pertanian maka perlu dibentuk program inovatif bernama inkubator agripreneur tebu.
Program ini diinisiasi sebagai solusi untuk link and match antara isu produktivitas dan peran generasi muda dalam sektor pertanian.
Dikatakan, inkubator agripreneur tebu terdiri atas beberapa tahapan seperti seleksi awal, bootcamp, pelatihan lapangan, pendampingan ahli, inkubasi usaha, serta pendanaan dan kemitraan.
"Dimana keseluruhan dari tahapan tersebut saling mendukung untuk menghasilkan petani muda yang siap bersaing dan berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional," katanya.
Pada program ini, kata dia, tidak hanya mendorong terwujudnya swasembada gula saja tetapi juga sekaligus ruang berkontribusi bagi program negara.
"Inkubator agripreneur tebu juga memberikan berbagai keuntungan bagi para peserta. Melalui program ini peserta mendapatkan peluang untuk membangun usaha mandiri yang difasilitasi akses kepada teknologi pertanian modern, bibit unggul, serta sarana dan prasarana yang memadai untuk memulai usaha tani tebu standar tinggi," katanya.