Semarang (ANTARA) - Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk Irwan Hidayat menerima gelar doktor kehormatan atau doktor honoris causa (Dr HC) dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam bidang ilmu manajemen mutu (jenama).
Rektor Unnes S Martono di Semarang, Rabu, menyampaikan gelar doktor kehormatan itu diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi Irwan Hidayat dalam mewariskan budaya dan kearifan lokal ke dalam strategi jenama "Tolak Angin".
"Gelar doktor kehormatan yang kami berikan kepada Bapak Irwan Hidayat pada hari ini bukan hanya sebagai pengakuan atas karya-karyanya yang luar biasa, tetapi juga sebagai wujud penghargaan terhadap semangat dan dedikasi beliau dalam memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kemanusiaan," katanya.
Menurut dia, penganugerahan gelar doktor honoris causa tersebut bukan sekadar penghormatan, tetapi juga pengakuan atas kontribusi Irwan dalam memajukan industri herbal di Indonesia.
Melalui pendekatan berbasis riset, Irwan dinilai berhasil mengembangkan produk-produk yang tidak hanya memenuhi standar kualitas nasional, tetapi juga internasional.
Ia mengatakan inovasi yang dilakukan Sido Muncul menjadi contoh nyata tentang produk lokal dapat bersaing di pasar global dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.
Salah satu produk Sido Muncul, yakni "Tolak Angin" adalah produk herbal yang telah menjadi simbol pengobatan tradisional Indonesia yang secara konsisten memanfaatkan akar tradisi untuk membangun kepercayaan pelanggan dan menegaskan keaslian khasiatnya.
Penelitian Irwan, kata dia, berfokus pada strategi manajemen jenama yang unik, menggabungkan identitas budaya Indonesia dengan kebutuhan kesehatan konsumen, serta menyoroti potensi obat tradisional untuk hidup berdampingan dengan perkembangan kesehatan modern.
Irwan juga dinilai mampu mengeksplorasi industri kesehatan di Indonesia, dengan memberikan perspektif baru mengenai bagaimana keterikatan emosional dapat meningkatkan loyalitas konsumen dan pengenalan merek.
Dengan penganugerahan doktor honoris causa, kata dia, generasi ketiga pendiri Sido Muncul itu tidak hanya mendapatkan penghargaan atas dedikasi memajukan industri herbal, namun juga menjadi inspirasi bagi banyak pelaku industri lainnya untuk terus berinovasi dan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal.
Irwan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "The Story of Tolak Angin, Dari Indonesia Untuk Dunia: Model Manajemen Produk dan Branding Berbasis Nilai" dalam pidato pengukuhannya.
Penerima Anugerah Konservasi Unnes itu, menekankan pentingnya inovasi dan penelitian dalam mengembangkan produk herbal yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga mampu bersaing di pasar internasional.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor Unnes beserta seluruh jajarannya, juga kepada keluarga saya, keluarga besar Sido Muncul, serta sahabat-sahabat yang selalu mendukung saya," katanya.
Ia menjelaskan bahwa "Tolak Angin" pertama kali diresepkan pada 1930 dan mulai diproduksi secara pabrik pada 1951.
"Produk ini dinyatakan aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang, sesuai dengan dosis yang dianjurkan," katanya.
Dengan tagline "Orang Pintar Minum Tolak Angin", kata dia, produk tersebut berhasil mengubah persepsi masyarakat, dari yang sebelumnya menganggap jamu hanya untuk masyarakat tradisional menjadi pilihan modern yang aman, praktis, dan terjangkau.
Turut hadir, keluarga besar Sido Muncul dan para "brand ambassador", termasuk Rhenald Kasali sebagai tamu kehormatan, Andy F Noya, dan Veronica Tan yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Baca juga: Petakan potensi paten, DPR, DJKI, dan Kemenkumham Jateng ke Sido Muncul
Rektor Unnes S Martono di Semarang, Rabu, menyampaikan gelar doktor kehormatan itu diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi Irwan Hidayat dalam mewariskan budaya dan kearifan lokal ke dalam strategi jenama "Tolak Angin".
"Gelar doktor kehormatan yang kami berikan kepada Bapak Irwan Hidayat pada hari ini bukan hanya sebagai pengakuan atas karya-karyanya yang luar biasa, tetapi juga sebagai wujud penghargaan terhadap semangat dan dedikasi beliau dalam memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kemanusiaan," katanya.
Menurut dia, penganugerahan gelar doktor honoris causa tersebut bukan sekadar penghormatan, tetapi juga pengakuan atas kontribusi Irwan dalam memajukan industri herbal di Indonesia.
Melalui pendekatan berbasis riset, Irwan dinilai berhasil mengembangkan produk-produk yang tidak hanya memenuhi standar kualitas nasional, tetapi juga internasional.
Ia mengatakan inovasi yang dilakukan Sido Muncul menjadi contoh nyata tentang produk lokal dapat bersaing di pasar global dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.
Salah satu produk Sido Muncul, yakni "Tolak Angin" adalah produk herbal yang telah menjadi simbol pengobatan tradisional Indonesia yang secara konsisten memanfaatkan akar tradisi untuk membangun kepercayaan pelanggan dan menegaskan keaslian khasiatnya.
Penelitian Irwan, kata dia, berfokus pada strategi manajemen jenama yang unik, menggabungkan identitas budaya Indonesia dengan kebutuhan kesehatan konsumen, serta menyoroti potensi obat tradisional untuk hidup berdampingan dengan perkembangan kesehatan modern.
Irwan juga dinilai mampu mengeksplorasi industri kesehatan di Indonesia, dengan memberikan perspektif baru mengenai bagaimana keterikatan emosional dapat meningkatkan loyalitas konsumen dan pengenalan merek.
Dengan penganugerahan doktor honoris causa, kata dia, generasi ketiga pendiri Sido Muncul itu tidak hanya mendapatkan penghargaan atas dedikasi memajukan industri herbal, namun juga menjadi inspirasi bagi banyak pelaku industri lainnya untuk terus berinovasi dan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal.
Irwan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "The Story of Tolak Angin, Dari Indonesia Untuk Dunia: Model Manajemen Produk dan Branding Berbasis Nilai" dalam pidato pengukuhannya.
Penerima Anugerah Konservasi Unnes itu, menekankan pentingnya inovasi dan penelitian dalam mengembangkan produk herbal yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga mampu bersaing di pasar internasional.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor Unnes beserta seluruh jajarannya, juga kepada keluarga saya, keluarga besar Sido Muncul, serta sahabat-sahabat yang selalu mendukung saya," katanya.
Ia menjelaskan bahwa "Tolak Angin" pertama kali diresepkan pada 1930 dan mulai diproduksi secara pabrik pada 1951.
"Produk ini dinyatakan aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang, sesuai dengan dosis yang dianjurkan," katanya.
Dengan tagline "Orang Pintar Minum Tolak Angin", kata dia, produk tersebut berhasil mengubah persepsi masyarakat, dari yang sebelumnya menganggap jamu hanya untuk masyarakat tradisional menjadi pilihan modern yang aman, praktis, dan terjangkau.
Turut hadir, keluarga besar Sido Muncul dan para "brand ambassador", termasuk Rhenald Kasali sebagai tamu kehormatan, Andy F Noya, dan Veronica Tan yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Baca juga: Petakan potensi paten, DPR, DJKI, dan Kemenkumham Jateng ke Sido Muncul