Semarang (ANTARA) - Hoaks dan Isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) menjadi dua hal yang berpotensi muncul juga berkembang pada saat menjelang tahun Pemilu 2024, sehingga patut diwaspadai dan dicegah melalui pembekalan diri dengan keterampilan literasi digital yang baik agar pesta demokrasi dapat berjalan dengan aman dan kondusif.
"Menjelang pemilu di tahun depan, kita harus sangat mewaspadai dua fenomena yang mengerikan hoaks dan isu SARA. Kedua hal itu bisa kita atasi kalau kita punya literasi digital yang bagus," kata Ketua Komunitas Sapunyere Dadi Munardi dalam sambutannya pada kegiatan Komunitas Literasi Digital Sapunyere pada akhir November 2023.
Menurut Dadi hoaks dan SARA juga dapat menimbulkan bahaya serta berbagai dampak negatif seperti dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik, sehingga dapat mengancam keharmonisan antarmanusia.
"Makanya, kita jangan sampai terprovokasi oleh dua hal tersebut. Harapannya semoga dengan literasi digital ini kita bisa mencegah terjadinya hoaks dan SARA agar dapat tetap menjaga keharmonisan dan kedamaian dengan bersama-sama," kata Dadi.
Pendamping UMKM Juara Jawa Barat Dewi Sartika menjelaskan saat ini hoaks terjadi sangat cepat di era digital seiring dengan perkembangan teknologi digital. Oleh karena itu, penyebaran hoaks harus diatasi dengan cara berpikir kritis.
"Kita harus berpikir kritis kalau ada orang memberikan berita, jangan langsung ditelan mentah-mentah, jadi kita bisa compare dulu dengan berita yang lain untuk memverifikasi lagi kebenaran beritanya," jelas Dewi.
Tidak hanya mengkomparasi dengan berita lain, mengidentifikasi hoaks juga dapat dilakukan dengan melihat judul yang cenderung provokatif, terdapat ajakan untuk disebarluaskan dan memiliki susunan kalimat yang tidak terstruktur.
"Intinya kalau kita dapat informasi yang tidak penting, sebaiknya tidak usah dishare karena dengan selektif memilih dan membagikan informasi, berarti menentukan kualitas kepribadian diri kita," kata Dewi.
Hoaks, katanya, dapat membuat perpecahan antarindividu, sama halnya seperti isu-isu SARA yang juga membawa bencana bagi antarumat manusia.
Presiden Teman Bisnis Indonesia Rosalina Anggraeni turut menjelaskan bahwa SARA merupakan persoalan yang harus paling diwaspadai menjelang Pemilu 2024.
"Sebisa mungkin SARA itu harus dihindari, kita tidak boleh kasih tempat untuk adanya diskriminasi antara salah satu pihak. Karena saking berbahayanya, SARA itu berpotensi untuk terjadinya perpecahan," jelas Rosalina.
Dengan demikian, katanya, untuk mencegah terjadinya perpecahan, isu-isu SARA perlu diatasi dengan adanya diskusi yang berfokus kepada argumen fakta dan kebijakan yang diiringi dengan moral dan adab yang berlaku.
"Hal-hal seperti ini lah yang sepatutnya dilakukan sebagai tindakan toleransi kita untuk saling menghargai pendapat orang lain," kata Rosalina.
Kegiatan Komunitas Literasi Digital Sapunyere dengan tema Stop! Hoaks dan SARA Jelang Pemilu 2024 merupakan rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Berita Terkait
Mahasiswa Undip peroleh pelatihan cek fakta dan anti-hoaks
Kamis, 17 Oktober 2024 16:02 Wib
Polres Jepara intensifkan patroli siber cegah hoaks jelang pilkada
Senin, 7 Oktober 2024 15:53 Wib
Pilkada Jateng 2024, hindari golput, hoaks, dan kekerasan
Selasa, 24 September 2024 12:08 Wib
Mafindo ajak masyarakat harus cerdas sikapi hoaks jelang Pilkada 2024
Selasa, 17 September 2024 16:36 Wib
Salamkanci-Magelang deklarasikan desa antipolitik uang di Pilkada 2024
Senin, 26 Agustus 2024 15:33 Wib
Polres Kudus siapkan tim patroli siber
Sabtu, 24 Agustus 2024 16:38 Wib
Azizah Salsha laporkan akun penyebar hoaks dan fitnah ke Bareskrim
Kamis, 22 Agustus 2024 14:54 Wib
Bawaslu Semarang ajak masyarakat bantu perangi hoaks jelang pilkada
Sabtu, 17 Agustus 2024 7:13 Wib