Temanggung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Temanggung Jawa Tengah menerjunkan 200 petugas untuk memantau kesehatan hewan kurban.
"Kami mengerahkan 200 orang dari semua elemen baik PPL , medis, paramedis, mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, dan dokter mandiri ikut terlibat," kata Kepala DKP3 Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto di Temanggung , Senin.
Ia menyampaikan hal tersebut saat memantau hewan kurban di Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Ranting Muhammadiyah Temanggung.
Menurut dia, tujuan kegiatan ini untuk menjaga agar hewan kurban itu sehat, jadi pemeriksaan dilakukan sebelum dan sesudah penyembelihan.
"Kalau sebelum penyembelihan ditemukan beberapa penyakit dan kemudian secara sariah tidak memenuhi syarat karena SE MUI tahun kemarin, dalam hal ini tentang penyembelihan atau berkurban di masa pandemi PMK masih berlaku. Jadi kami masih mengikuti arahan itu berkait dengan pandemi PMK dan LSD yang dimana SE MUI itu belum dicabut," katanya.
Joko menuturkan, yang jelas untuk mengetahui penyakit yang sifatnya zoonosis atau menular ke manusia. Kalau PMK , LSD tidak menular ke manusia, tetapi kalau antraks zoonosis menular.
Ia menuturkan untuk cacing hati, cukup dipisahkan , diisolasi hatinya tidak untuk dikonsumsi.
"Jadi tidak mengganggu keseluruhan hanya di hati yang kita buang karena namanya juga cacing hati , tidak berbahaya tetapi kalau sampai kemakan ada resiko," katanya.
Karena itu, katanya, hewan kurban yang ada cacing hatinya cukup dimusnahkan hatinya saja dengan cara dibakar atau ditanam, tidak boleh dikonsumsi.
Baca juga: Polres Wonosobo bagikan 600 kupon daging kurban kepada masyarakat
"Kami mengerahkan 200 orang dari semua elemen baik PPL , medis, paramedis, mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, dan dokter mandiri ikut terlibat," kata Kepala DKP3 Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto di Temanggung , Senin.
Ia menyampaikan hal tersebut saat memantau hewan kurban di Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Ranting Muhammadiyah Temanggung.
Menurut dia, tujuan kegiatan ini untuk menjaga agar hewan kurban itu sehat, jadi pemeriksaan dilakukan sebelum dan sesudah penyembelihan.
"Kalau sebelum penyembelihan ditemukan beberapa penyakit dan kemudian secara sariah tidak memenuhi syarat karena SE MUI tahun kemarin, dalam hal ini tentang penyembelihan atau berkurban di masa pandemi PMK masih berlaku. Jadi kami masih mengikuti arahan itu berkait dengan pandemi PMK dan LSD yang dimana SE MUI itu belum dicabut," katanya.
Joko menuturkan, yang jelas untuk mengetahui penyakit yang sifatnya zoonosis atau menular ke manusia. Kalau PMK , LSD tidak menular ke manusia, tetapi kalau antraks zoonosis menular.
Ia menuturkan untuk cacing hati, cukup dipisahkan , diisolasi hatinya tidak untuk dikonsumsi.
"Jadi tidak mengganggu keseluruhan hanya di hati yang kita buang karena namanya juga cacing hati , tidak berbahaya tetapi kalau sampai kemakan ada resiko," katanya.
Karena itu, katanya, hewan kurban yang ada cacing hatinya cukup dimusnahkan hatinya saja dengan cara dibakar atau ditanam, tidak boleh dikonsumsi.
Baca juga: Polres Wonosobo bagikan 600 kupon daging kurban kepada masyarakat