Semarang (ANTARA) - Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jawa Tengah Sudaryono bersilaturahmi dengan jajaran pimpinan dan pengurus wilayah Muhammadiyah setempat di Kota Semarang, Jumat siang.
Saat pertemuan tersebut, Sudaryono memuji Muhammadiyah sebagai salah satu model yang patut ditiru dalam pengelolaan organisasi kemasyarakatan.
"Muhammadiyah adalah organisasi dengan role model yang ditiru banyak pihak, termasuk Gerindra," ujar Sudaryono.
Ia menyebut Muhammadiyah termasuk di Jawa Tengah yang berhasil dalam mengelola lembaga pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
"Kami percaya bahwa yang akan menguasai ekonomi ke depan bukan mereka yang punya tambang, melainkan yang mempunyai komunitas yang solid seperti Muhammadiyah ini," kata dia.
Sudaryono yang lahir di Grobogan, Jawa Tengah, mengaku mengenal Muhammadiyah sejak menempuh pendidikan di Sekolah Taruna Nusantara di Magelang.
"Jadi, sebenarnya ada irisan (saya) dengan Muhammadiyah sejak lama," kata Sudaryono.
Ia pun mengaku kagum dan terinspirasi dengan apa yang telah dilakukan Muhammadiyah di daerah.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah K.H. Tafsir menjelaskan berbagai pencapaian organisasi tersebut.
"Di Jawa Tengah, Muhammadiyah mengelola sekitar 1.500 sekolah di luar taman kanak-kanak dan PAUD," ujar Tafsir.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 27 perguruan tinggi, dan 12 di antaranya ada universitas yang dikelola oleh Muhammadiyah. Selain itu, terdapat 52 rumah sakit yang sudah dikelola dan akan bertambah tiga rumah sakit sehingga secara keseluruhan menjadi 55 RS.
"Muhammadiyah Jawa Tengah juga telah mengelola bank sendiri, bank perekonomian rakyat dengan aset saat ini sekitar Rp380 miliar," ungkap Tafsir.
Dari sisi jumlah anggota, sekitar 40 persen dari warga Muhammadiyah di Indonesia ada di Provinsi Jawa Tengah.
Tafsir pun mengusulkan beberapa hal kepada Sudaryono seperti pembangunan pabrik rendang untuk menunjang program Muhammadiyah Jateng yang mengelola daging kurban dalam bentuk rendang kalengan.
"Ini biasanya untuk membantu korban bencana. Akan tetapi, sayangnya dibuat di Bali karena di Jawa Tengah tidak ada," kata Tafsir.
Selain meningkatkan ekonomi daerah, juga menambah lapangan kerja di provinsi tersebut.
Hadir dalam pertemuan tersebut, dari pengurus Muhammadiyah Jateng di antaranya unsur Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP), unsur pimpinan wilayah, serta ketua majelis bidang.
Sementara itu, Sudaryono membawa beberapa pengurus yang terpilih menjadi anggota legislatif hasil pemilu lalu.
Baca juga: Partai Gerindra minta kandidat lanjutkan program baik Gibran
Saat pertemuan tersebut, Sudaryono memuji Muhammadiyah sebagai salah satu model yang patut ditiru dalam pengelolaan organisasi kemasyarakatan.
"Muhammadiyah adalah organisasi dengan role model yang ditiru banyak pihak, termasuk Gerindra," ujar Sudaryono.
Ia menyebut Muhammadiyah termasuk di Jawa Tengah yang berhasil dalam mengelola lembaga pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
"Kami percaya bahwa yang akan menguasai ekonomi ke depan bukan mereka yang punya tambang, melainkan yang mempunyai komunitas yang solid seperti Muhammadiyah ini," kata dia.
Sudaryono yang lahir di Grobogan, Jawa Tengah, mengaku mengenal Muhammadiyah sejak menempuh pendidikan di Sekolah Taruna Nusantara di Magelang.
"Jadi, sebenarnya ada irisan (saya) dengan Muhammadiyah sejak lama," kata Sudaryono.
Ia pun mengaku kagum dan terinspirasi dengan apa yang telah dilakukan Muhammadiyah di daerah.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah K.H. Tafsir menjelaskan berbagai pencapaian organisasi tersebut.
"Di Jawa Tengah, Muhammadiyah mengelola sekitar 1.500 sekolah di luar taman kanak-kanak dan PAUD," ujar Tafsir.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 27 perguruan tinggi, dan 12 di antaranya ada universitas yang dikelola oleh Muhammadiyah. Selain itu, terdapat 52 rumah sakit yang sudah dikelola dan akan bertambah tiga rumah sakit sehingga secara keseluruhan menjadi 55 RS.
"Muhammadiyah Jawa Tengah juga telah mengelola bank sendiri, bank perekonomian rakyat dengan aset saat ini sekitar Rp380 miliar," ungkap Tafsir.
Dari sisi jumlah anggota, sekitar 40 persen dari warga Muhammadiyah di Indonesia ada di Provinsi Jawa Tengah.
Tafsir pun mengusulkan beberapa hal kepada Sudaryono seperti pembangunan pabrik rendang untuk menunjang program Muhammadiyah Jateng yang mengelola daging kurban dalam bentuk rendang kalengan.
"Ini biasanya untuk membantu korban bencana. Akan tetapi, sayangnya dibuat di Bali karena di Jawa Tengah tidak ada," kata Tafsir.
Selain meningkatkan ekonomi daerah, juga menambah lapangan kerja di provinsi tersebut.
Hadir dalam pertemuan tersebut, dari pengurus Muhammadiyah Jateng di antaranya unsur Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP), unsur pimpinan wilayah, serta ketua majelis bidang.
Sementara itu, Sudaryono membawa beberapa pengurus yang terpilih menjadi anggota legislatif hasil pemilu lalu.
Baca juga: Partai Gerindra minta kandidat lanjutkan program baik Gibran