Purwokerto (ANTARA) - Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berpuasa dapat memperbaiki sistem kekebalan tubuh, menurunkan kadar kolesterol darah, menurunkan berat badan, serta menjaga stabilitas tekanan darah dan glukosa darah. Secara umum, berpuasa terbukti dapat memperbaiki kondisi kesehatan tanpa mengganggu fungsi tubuh.

"Ibadah puasa di bulan suci Ramadhan dapat berjalan dengan baik apabila kesehatan juga dijaga dengan baik. Puasa juga akan memperbaiki kondisi kesehatan, kekebalan tubuh, dan kebugaran, apabila dijalankan dengan tepat dan menggunakan cara yang sehat," kata Kepala Klinik Pratama Rawat Jalan Soedirman dr. Madya Wicaksono, M.Si. di Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

Dokter yang praktik di klinik milik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) itu pun memaparkan beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan, yakni memperhatikan kecukupan konsumsi air untuk mencegah dehidrasi.

Dalam hal ini, kata dia, selama berpuasa disarankan untuk tetap minum air putih dalam jumlah yang cukup sebagai upaya untuk mengatasi kehilangan cairan. 

"Air putih lebih disarankan dibandingkan dengan air berwarna dan berasa. Minuman seperti teh dan kopi memiliki sifat diuretik ringan, atau memicu pengeluaran cairan melalui air kencing," jelasnya.

Menurut dia, minuman dengan pemanis berlebihan dapat meningkatkan kadar glukosa/gula darah dan lebih mudah memicu rasa haus. 

Terkait dengan hal itu, dia merekomendasikan untuk berbuka dengan air putih terlebih dahulu guna mengembalikan cairan tubuh yang hilang selama berpuasa.

"Selanjutnya yang kedua, mengatur pola makan supaya kecukupan gizi harian terpenuhi. Konsumsi karbohidrat sebagai sumber energi, protein, buah, dan sayur sebagai sumber vitamin dan mineral tetap diperlukan saat berbuka dan sahur, untuk mempertahankan metabolisme tubuh," katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, hindari makan makanan berlebih saat berbuka puasa karena dapat menyebabkan lonjakan glukosa darah serta menimbulkan gangguan lambung. 

Baca juga: Akademisi Unsoed ini berikan trik atur keuangan selama Ramadhan hingga lebaran

Menurut dia, asupan garam berlebih yang terdapat dalam berbagai makanan atau cemilan dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga perlu dibatasi jumlahnya.

"Berikutnya, menjaga kuantitas dan kualitas tidur dalam sehari. Kualitas dan kuantitas tidur berpengaruh terhadap kesehatan secara umum," katanya.

Ia mengatakan seseorang dengan gangguan tidur dapat mengalami mood yang buruk, kelelahan, dan penurunan kekebalan tubuh. 

Saat berpuasa, kata dia, jumlah dan kualitas waktu tidur yang cukup diperlukan untuk tetap sehat selama bulan puasa. 

Menurut dia, manusia dewasa memerlukan waktu tidur sejumlah 6-8 jam dalam sehari sehingga saat berpuasa, distribusi waktu tidur dapat disesuaikan dengan rutinitas sahur. 

Dalam hal ini, lanjut dia, tidur pada siang hari dapat digunakan sebagai alternatif untuk mempertahankan jumlah waktu tidur dalam sehari.

"Kemudian, berolahraga supaya kebugaran tubuh tetap terjaga. Olahraga dapat tetap dilakukan saat seseorang berpuasa. Kuncinya terletak pada pengendalian waktu dan intensitas olahraga yang dilakukan," jelasnya.

Ia mengatakan berolahraga ringan seperti jogging atau bersepeda dapat dilakukan kapan pun, sesuai dengan kemampuan individu. 

Menurut dia, berolahraga setiap hari selama 30 menit selama bulan puasa terbukti memperbaiki kebugaran dan kekebalan tubuh selama berpuasa. 

"Olahraga yang dipilih dapat berupa olahraga aerobik seperti berlari, bersepeda, atau senam. Olahraga anaeoribik seperti angkat beban dan plank dapat dilakukan untuk mempertahankan kekuatan otot," katanya.

Madya mengatakan langkah berikutnya berupa menjaga kesehatan gigi dan mulut, karena masalah kesehatan rongga mulut seringkali terabaikan saat berpuasa.

Menurut dia, hal itu dapat berakibat pada berbagai keluhan, terutama bau mulut yang tidak sedap dan sakit gigi. 

"Kesehatan rongga mulut dapat dipertahankan dengan menggosok gigi secara teratur setelah berbuka, setelah sahur, dan saat sebelum tidur. Apabila ada keluhan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi, supaya masalah tersebut dapat diatasi," ungkapnya.

Ia mengatakan upaya berikutnya dapat dilakukan dengan mempertahankan pola hidup bersih dan sehat.

Menurut dia, pandemi COVID-19 banyak mengajarkan untuk melakukan pola hidup sehat seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak apabila sedang mengalami penyakit pada saluran napas. 

"Kebiasaan baik yang sama juga baik untuk diterapkan selama menjalankan ibadah puasa. Tetap mencuci tangan, terutama sebelum berbuka puasa dan menyantap makanan sahur. Menjaga kebersihan diri dapat mencegah berbagai penyakit infeksi, termasuk infeksi saluran cerna dan saluran napas," katanya.

Selanjutnya, kata dia, menyesuaikan waktu konsumsi obat apabila diperlukan. "Apabila anda sedang dalam pengobatan, sebaiknya obat tetap diminum," tegasnya.

Ia mengatakan obat-obatan tuberkulosis, antibiotik, dan obat rutin lainnya seharusnya tetap dikonsumsi untuk mencapai keberhasilan terapi. 

"Silakan berkonsultasi dengan dokter yang merawat anda, apabila anda sedang dalam pengobatan suatu penyakit tertentu, untuk dapat disesuaikan dengan jadwal berpuasa," katanya. 

Menurut dia, konsumsi suplemen seperti vitamin pada umumnya aman untuk diberikan selama berpuasa. Apabila diperlukan, kata dia, konsultasikan dengan dokter mengenai suplemen yang tepat dengan kondisi tubuh.

"Langkah terakhir, kunjungi fasilitas layanan kesehatan apabila mengalami masalah kesehatan yang dapat timbul kapan pun termasuk saat sedang berpuasa. Ketika anda mengalami masalah kesehatan saat berpuasa, silakan mengunjungi fasilitas layanan kesehatan untuk berkonsultasi dan mendapat pengobatan bila diperlukan," kata dokter Madya.

Baca juga: Akademisi Unsoed : Pemberian "cuti ayah" merupakan kebijakan responsif gender
Baca juga: Innovation Fund Unsoed-PT Pegadaian bangkitkan potensi kelompok tani di 8 wilayah
Baca juga: Tip jaga kebugaran dengan aktivitas jasmani selama berpuasa

 

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024