Purwokerto (ANTARA) - Pengajar Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Rio Dhani Laksana, M.Sc, CFP, CSA, CAPM mengatakan berpuasa selama sebulan penuh saat bulan Ramadhan sebenarnya bisa menjadi momentum untuk mengevaluasi cara mengelola keuangan rumah tangga.

"Namun, sering kali tabungan kita justru lebih cepat berkurang untuk memenuhi beragam keperluan menjelang lebaran nantinya," kata Rio Dhani Laksana di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Selain itu, kata dia, banyak orang beranggapan bahwa pengeluaran saat bulan Ramadhan akan jauh lebih hemat, namun kenyataannya uang yang dikeluarkan justru lebih banyak karena digunakan untuk kegiatan berbuka puasa maupun persiapan menyambut lebaran. 

Menurut dia, hal tersebut akan terjadi apabila kurang cermat mengatur keuangan selama bulan Ramadhan.

"Bila Anda ingin memiliki tabungan yang cukup untuk liburan dan mudik lebaran, sebaiknya kita mulai mengatur pengeluaran sedini mungkin," tegasnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan ada beberapa cara jitu untuk mengatur keuangan supaya tetap terkendali selama bulan Ramadhan, antara lain jangan terlalu sering buka puasa di luar.

Baca juga: Akademisi Unsoed : Pemberian "cuti ayah" merupakan kebijakan responsif gender

"Pada bulan Ramadhan, kita tentunya akan mendapat banyak undangan berbuka puasa dari berbagai pihak teman maupun rekan. Sebaiknya kita dapat memilih dengan bijak mana kegiatan buka bersama yang perlu Anda datangi, kecuali acara buka puasa yang diadakan dan dibiayai oleh pemilik acara, misalnya kantor tempat kita bekerja," jelasnya.

Menurut dia, satu hal yang perlu diingat bahwa undangan bukan sesuatu yang wajib didatangi.

Oleh karena itu, kata dia, tolaklah dengan baik undangan berbuka puasa yang dirasa tidak begitu penting terutama yang mengharuskan keluar uang secara pribadi untuk acara tersebut.

"Cara jitu berikutnya adalah berbelanja dalam jumlah besar. Pada bulan Ramadhan, belanja untuk memenuhi berbagai kebutuhan sekaligus akan memberikan kita manfaat penghematan dalam jumlah yang signifikan," katanya. 

Saat bulan Ramadhan, kata dia, beberapa toko atau supermarket akan memberikan harga lebih murah atau diskon bila berbelanja dalam jumlah banyak. 

Selain itu, lanjut dia, dengan berbelanja dalam jumlah besar akan menghemat tenaga dan waktu karena belanja hanya dilakukan sekali untuk memenuhi kebutuhan sepanjang bulan Ramdhan hingga lebaran. 

Kendati demikian, dia mengatakan saat belanja harus tetap ingat membeli barang-barang yang penting untuk dikonsumsi selama bulan Ramadhan maupun ketika lebaran. 

"Saat lebaran diskon besar memang kerap menggoda, tetapi kita harus tetap berbelanja sesuai kebutuhan dan rencana yang sudah kita susun. Bisakan kita untuk mencatat pengeluaran harian agar dapat membantu dan mengatur pengeluaran serta selalu disiplin terhadap rencana keuangan yang sudah kita susun," ungkapnya.

Selanjutnya, kata dia, cara jitu ketiga berupa memasak sendiri menu untuk sahur maupun buka puasa bila memungkinkan.

Bagi yang sudah berkeluarga, lanjut dia, belanja bahan makanan dan minuman cenderung lebih murah dibandingkan membeli yang sudah berupa masakan jadi. 

Baca juga: Innovation Fund Unsoed-PT Pegadaian bangkitkan potensi kelompok tani di 8 wilayah

"Sedangkan jika kita masih sendiri, ada alternatif kita dapat memanfaatkan takjil yang sering dibagikan gratis di masjid terdekat atau membeli di tempat makan yang relatif kita anggap murah tetapi enak untuk buka atau sahur," katanya.

Menurut dia, cara jitu keempat berupa memanfaatkan diskon dan promo lebaran yang biasa ditawarkan oleh banyak toko maupun penyedia jasa pada bulan Ramadhan.

"Kita dapat memanfaatkan promo tersebut untuk keperluan sehari-hari atau membeli perlengkapan persiapan menjelang lebaran, seperti baju, roti, ataupun makanan saat lebaran. Jangan lupa, kita hanya membeli barang-barang yang dibutuhkan untuk menghindari pemborosan," katanya.

Ia mengatakan cara jitu berikutnya berupa pengalokasian tunjangan hari raya (THR) yang akan diterima dengan membuat perencanaan pengeluaran dari penggunaan THR tersebut, misalnya anggaran untuk mudik, anggaran untuk memberikan uang saku bagi saudara saat mudik, maupun anggaran saat berlebaran di kampung halaman. 

Selain itu, perhitungkan pula biaya transportasi saat silaturahmi, menyediakan makanan dan minuman selama Lebaran, hingga soal belanja baju Lebaran termasuk anggaran khusus untuk zakat, infak, dan sedekah.

"Jika memungkinkan kita mulai membuat rekening khusus Ramadhan, kita coba menghitung total pengeluaran selama Ramadhan saat ini, sehingga kita bisa membuat perkirakan kebutuhan Ramadhan tahun depan," kata Rio.

Menurut dia, perkiraan tersebut bisa dengan menambahkan 5-10 persen dari total anggaran Ramadhan tahun ini.

Selanjutnya, kata dia, total biaya tersebut dibagi 12 untuk menentukan jumlah yang mesti ditabung setiap bulan untuk persiapan Ramadhan yang akan datang. 

Bahkan, lanjut dia, akan lebih baik jika bisa menabung dari sebagian THR yang diterima untuk dana darurat.

"Demikianlah beberapa cara agar kita dapat mengatur keuangan sepanjang bulan Ramadhan dengan baik. Kita harus menjaga kondisi keuangan sepanjang bulan penuh berkah ini agar kita nantinya dapat merayakan lebaran dengan suka cita," katanya.

Baca juga: Tip jaga kebugaran dengan aktivitas jasmani selama berpuasa
Baca juga: Tiga mahasiswa Fabio Unsoed raih medali perak di Mandalika Essay Competition
Baca juga: Ahli gizi Unsoed berikan kiat untuk memenuhi standar gizi selama puasa




 

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024