Purwokerto (ANTARA) - Ahli gizi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Indah Nuraeni, S.TP., M.Sc. memberikan kiat bagi umat Islam agar tetap bisa memenuhi standar gizi selama menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan.
Saat ditemui di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (8/3), Indah Nuraeni mengatakan puasa sering dikaitkan dengan perubahan pola makan karena jika bulan biasa direkomendasikan untuk konsumsi tiga kali makan berat dan dua kali makan selingan dalam satu hari.
Akan tetapi ketika puasa, kata dia, hanya ada dua atau tiga kali waktu konsumsi makanan, yakni saat sahur, saat buka puasa, dan saat makan malam.
"Pola makan kita saat bulan puasa harus benar-benar diperhatikan karena ketika berpuasa kebutuhan gizi tetap sama seperti hari biasa, namun waktu terbatas untuk mendapat asupan gizi. Dengan memperhatikan hal tersebut kita harus memastikan agar tubuh kita tetap tercukupi kebutuhan gizinya dan fit dalam menjalani hari-hari," jelas Ketua Jurusan Ilmu Gizi Unsoed itu.
Lebih lanjut, dia memaparkan tentang sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition yang mengaitkan puasa Ramadhan dengan perubahan metabolisme yang baik serta mengurangi risiko penyakit kronis.
Secara umum, kata dia, orang cenderung kehilangan sekitar satu kilogram berat badan selama Ramadhan, namun dapat juga muncul kecenderungan untuk berat badan yang bertambah apabila makan berlebihan saat berbuka puasa.
"Memang benar berbuka puasa itu harus dengan yang manis, namun bukan dengan yang manis-manis," tegasnya.
Menurut dia, hal itu karena tujuan berbuka puasa adalah mengembalikan cairan tubuh dan menormalkan kadar glukosa darah yang sudah mulai menurun.
Terkait dengan hal itu, Indah pun memberikan beberapa kiat untuk memenuhi kebutuhan gizi selama puasa.
"Cara cepat mengembalikan cairan tubuh misalnya dengan konsumsi buah dan sayuran yang tinggi kadar airnya (semangka/melon), konsumsi cairan mengandung elektrolit (air kelapa muda), dan konsumsi sup atau hidangan berkuah lainnya," katanya.
Baca juga: Unsoed Purwokerto miliki tiga gedung baru
Dia mengatakan kiat untuk menormalkan kadar glukosa darah adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman manis.
Akan tetapi ketika manisnya berlebihan makan, akan terjadi lonjakan hormon insulin yang akan menurunkan kadar glukosa darah cepat juga, sehingga mengakibatkan seseorang akan kehilangan tenaga.
"Selanjutnya akan mengalami kelelahan dan lesu serta muncul rasa lapar dan haus yang membuat seseorang akan makan berlebihan," katanya.
Menurut dia, beberapa contoh makanan dan minuman manis yang perlu dibatasi konsumsinya di antara teh manis dengan gula lebih dari 7 persen, kolak/cendol/sup buah dan sejenisnya dengan meminum semua kuahnya, serta camilan berupa donat/martabak dan sejenisnya lebih dari 1 porsi.
"Selain makanan saat berbuka, kita juga harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi saat sahur. Tidak disarankan melewatkan waktu sahur agar tubuh tetap berenergi tidak mengkonsumsi mie instan, minum air putih untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh," katanya.
Di samping itu, kata dia, hindari minuman yang bersifat diuretic seperti soda dan kopi, serta hindari makanan dengan kandungan garam yang tinggi karena mengakibatkan cepat haus.
Selanjutnya, utamakan konsumsi karbohidrat komplek yang kaya serat seperti serealia dan biji-bijian untuk membantu memperpanjang rasa kenyang, konsumsi protein, sayur, dan buah.
Indah pun merekomendasikan beberapa hal yang perlu dilakukan selama puasa, yakni sahur pada waktu akhir atau menjelang imsak dan segera berbuka saat waktunya tiba, serta tingkatkan asupan cairan dan konsumsi air putih saat jam tidak berpuasa.
"Tingkatkan asupan buah dan sayuran yang tinggi serat, air, mineral, dan vitamin. Batasi asupan garam, gula dan lemak berlebih, serta hindari makanan berlebih saat berbuka dan tetap lakukan aktivitas fisik selama Ramadhan," katanya.
Baca juga: Mengenal lebih dekat Halal Center Unsoed Purwokerto
Baca juga: Ahli mikrobiologi Unsoed ingatkan pemahaman ke masyarakat konsep penyakit X
Baca juga: Prodi S1 Statistika Unsoed, kontribusi dalam kemajuan teknologi seiring perkembangan zaman
Saat ditemui di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (8/3), Indah Nuraeni mengatakan puasa sering dikaitkan dengan perubahan pola makan karena jika bulan biasa direkomendasikan untuk konsumsi tiga kali makan berat dan dua kali makan selingan dalam satu hari.
Akan tetapi ketika puasa, kata dia, hanya ada dua atau tiga kali waktu konsumsi makanan, yakni saat sahur, saat buka puasa, dan saat makan malam.
"Pola makan kita saat bulan puasa harus benar-benar diperhatikan karena ketika berpuasa kebutuhan gizi tetap sama seperti hari biasa, namun waktu terbatas untuk mendapat asupan gizi. Dengan memperhatikan hal tersebut kita harus memastikan agar tubuh kita tetap tercukupi kebutuhan gizinya dan fit dalam menjalani hari-hari," jelas Ketua Jurusan Ilmu Gizi Unsoed itu.
Lebih lanjut, dia memaparkan tentang sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition yang mengaitkan puasa Ramadhan dengan perubahan metabolisme yang baik serta mengurangi risiko penyakit kronis.
Secara umum, kata dia, orang cenderung kehilangan sekitar satu kilogram berat badan selama Ramadhan, namun dapat juga muncul kecenderungan untuk berat badan yang bertambah apabila makan berlebihan saat berbuka puasa.
"Memang benar berbuka puasa itu harus dengan yang manis, namun bukan dengan yang manis-manis," tegasnya.
Menurut dia, hal itu karena tujuan berbuka puasa adalah mengembalikan cairan tubuh dan menormalkan kadar glukosa darah yang sudah mulai menurun.
Terkait dengan hal itu, Indah pun memberikan beberapa kiat untuk memenuhi kebutuhan gizi selama puasa.
"Cara cepat mengembalikan cairan tubuh misalnya dengan konsumsi buah dan sayuran yang tinggi kadar airnya (semangka/melon), konsumsi cairan mengandung elektrolit (air kelapa muda), dan konsumsi sup atau hidangan berkuah lainnya," katanya.
Baca juga: Unsoed Purwokerto miliki tiga gedung baru
Dia mengatakan kiat untuk menormalkan kadar glukosa darah adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman manis.
Akan tetapi ketika manisnya berlebihan makan, akan terjadi lonjakan hormon insulin yang akan menurunkan kadar glukosa darah cepat juga, sehingga mengakibatkan seseorang akan kehilangan tenaga.
"Selanjutnya akan mengalami kelelahan dan lesu serta muncul rasa lapar dan haus yang membuat seseorang akan makan berlebihan," katanya.
Menurut dia, beberapa contoh makanan dan minuman manis yang perlu dibatasi konsumsinya di antara teh manis dengan gula lebih dari 7 persen, kolak/cendol/sup buah dan sejenisnya dengan meminum semua kuahnya, serta camilan berupa donat/martabak dan sejenisnya lebih dari 1 porsi.
"Selain makanan saat berbuka, kita juga harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi saat sahur. Tidak disarankan melewatkan waktu sahur agar tubuh tetap berenergi tidak mengkonsumsi mie instan, minum air putih untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh," katanya.
Di samping itu, kata dia, hindari minuman yang bersifat diuretic seperti soda dan kopi, serta hindari makanan dengan kandungan garam yang tinggi karena mengakibatkan cepat haus.
Selanjutnya, utamakan konsumsi karbohidrat komplek yang kaya serat seperti serealia dan biji-bijian untuk membantu memperpanjang rasa kenyang, konsumsi protein, sayur, dan buah.
Indah pun merekomendasikan beberapa hal yang perlu dilakukan selama puasa, yakni sahur pada waktu akhir atau menjelang imsak dan segera berbuka saat waktunya tiba, serta tingkatkan asupan cairan dan konsumsi air putih saat jam tidak berpuasa.
"Tingkatkan asupan buah dan sayuran yang tinggi serat, air, mineral, dan vitamin. Batasi asupan garam, gula dan lemak berlebih, serta hindari makanan berlebih saat berbuka dan tetap lakukan aktivitas fisik selama Ramadhan," katanya.
Baca juga: Mengenal lebih dekat Halal Center Unsoed Purwokerto
Baca juga: Ahli mikrobiologi Unsoed ingatkan pemahaman ke masyarakat konsep penyakit X
Baca juga: Prodi S1 Statistika Unsoed, kontribusi dalam kemajuan teknologi seiring perkembangan zaman