Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta meminta masyarakat lebih menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk membunuh jentik-jentik yang biasanya bersarang di air bersih.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Setyowati di Solo, Jawa Tengah, Minggu mengatakan salah satu yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Ia mengatakan saat ini perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah lebih cepat karena cuaca yang tidak menentu. Oleh karena itu, menurut dia pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan secara maksimum.
"Kalau PSN-nya baik maka jentik-jentik ini bisa diberantas dulu sebelum jadi nyamuk. Dengan demikian, kasusnya bisa lebih terkendali," katanya.
Di sisi lain, ia meminta kepada masyarakat untuk menghindari obat untuk membunuh jentik nyamuk mengingat obat-obat yang digunakan mengandung kimia.
Selain itu, pihaknya juga tidak menyarankan dilakukannya pengasapan dengan bahan insektisida atau fogging. Menurut dia, jika dosisnya tidak tepat maka upaya fogging justru akan membuat nyamuk menjadi lebih kebal terhadap insektisida.
Sesuai dengan aturan, ada kriteria khusus yang harus dipenuhi untuk bisa diambil tindakan fogging.
"Jadi kalau tidak memenuhi kriteria maka tidak disarankan melakukan fogging. Dikhawatirkan nyamuk menjadi tidak sensitif terhadap fogging," katanya.
Sementara itu, pihaknya mencatat sejak awal tahun hingga saat ini jumlah pasien demam berdarah di Kota Solo mencapai 22 kasus. Kasus ini menyebar di lima kecamatan di Kota Surakarta.
Meski demikian, ia memastikan tidak ada pasien yang meninggal dunia.
Baca juga: Kasus kematian akibat DBD di Jepara didominasi anak-anak
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Setyowati di Solo, Jawa Tengah, Minggu mengatakan salah satu yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Ia mengatakan saat ini perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah lebih cepat karena cuaca yang tidak menentu. Oleh karena itu, menurut dia pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan secara maksimum.
"Kalau PSN-nya baik maka jentik-jentik ini bisa diberantas dulu sebelum jadi nyamuk. Dengan demikian, kasusnya bisa lebih terkendali," katanya.
Di sisi lain, ia meminta kepada masyarakat untuk menghindari obat untuk membunuh jentik nyamuk mengingat obat-obat yang digunakan mengandung kimia.
Selain itu, pihaknya juga tidak menyarankan dilakukannya pengasapan dengan bahan insektisida atau fogging. Menurut dia, jika dosisnya tidak tepat maka upaya fogging justru akan membuat nyamuk menjadi lebih kebal terhadap insektisida.
Sesuai dengan aturan, ada kriteria khusus yang harus dipenuhi untuk bisa diambil tindakan fogging.
"Jadi kalau tidak memenuhi kriteria maka tidak disarankan melakukan fogging. Dikhawatirkan nyamuk menjadi tidak sensitif terhadap fogging," katanya.
Sementara itu, pihaknya mencatat sejak awal tahun hingga saat ini jumlah pasien demam berdarah di Kota Solo mencapai 22 kasus. Kasus ini menyebar di lima kecamatan di Kota Surakarta.
Meski demikian, ia memastikan tidak ada pasien yang meninggal dunia.
Baca juga: Kasus kematian akibat DBD di Jepara didominasi anak-anak