Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah melakukan edukasi soal Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk mengantisipasi penolakan dari warga.
"Kalau kendalanya tetap ada yang tidak mau diimunisasi, tidak boleh diimunisasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Retno Erawati Wulandari di Solo, Minggu.
Ia mengatakan kebanyakan penolakan berasal dari orang tua siswa. Meski demikian, kejadian tersebut tidak banyak ditemui di Kota Solo.
Terkait hal itu, pihaknya terus berupaya melakukan edukasi kepada masyarakat dengan harapan para orang tua mengizinkan anak-anaknya untuk memperoleh imunisasi mengingat anak memiliki hak untuk sehat.
"Tetap kami edukasi, harapannya agar mau. Biasanya mereka tidak mengizinkan karena keyakinan. Setelah diedukasi ya ada yang mau, ada yang tetap tidak mau," katanya.
Sementara itu, saat ini imunisasi baru diselenggarakan untuk siswa kelas satu sekolah dasar. Meski tidak menyampaikan angka capaian, secara persentase sudah mencapai 80 persen. "Ini belum selesai, targetnya selesai bulan September," katanya.
Usai kelas satu, lanjutnya, sasaran BIAS, yakni kelas dua SD dan selanjutnya.
Para siswa diberikan suntikan imunisasi DT/Td yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri dan tetanus.
Ia mengatakan suntikan ini diberikan kepada anak di usia-usia tertentu, salah satunya saat anak kelas satu SD.
Baca juga: Dinkes Jateng targetkan capaian imunisasi 95 persen