Semarang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebutkan angka kasus penderita demam berdarah dengue (DBD) sepanjang 2023 mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan tahun 2022 lalu.

"Setiap tahun, kami membuat prediksi kasus DBD tingkat Kota Semarang. Kami juga punya peta kerentanan dan potensial dampak," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dokter Abdul Hakam, di Semarang, Rabu.  

Data Dinas Kesehatan Kota Semarang mengungkapkan DBD pada 2022 mencapai 865 kasus dengan angka kematian sebanyak 33 orang, sedangkan pada 2023 tercatat sebanyak 404 kasus DBD dengan angka kematian 16 orang.

Pada tahun ini hingga per 17 Februari 2024, tercatat sebanyak 36 kasus DBD dengan angka kematian nihil.

"Meski (tahun ini, red.) ada kasus, Alhamdulillah tidak ada yang meninggal. Kami berharap semoga tidak ada yang korban jiwa karena DBD," katanya.

Dari peta kerentanan dan potensial dampak DBD, kata dia, Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan langkah-langkah antisipasi, khususnya di daerah yang padat penduduk, seperti Tembalang, Banyumanik, dan Semarang Utara.

Ia mengatakan selama ini telah melakukan berbagai langkah pencegahan dan penanganan penyakit DBD agar tidak semakin meningkat, apalagi pada musim hujan seperti saat ini.

"Sekarang kami sudah tahu peta daerah-daerah rentan DBD, itu yang kita perintahkan kepada jajaran di kelurahan dan puskesmas untuk melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) atau PJN (Pemberantasan Jentik Nyamuk). Itu yang efektif sekali," katanya.

Apabila kegiatan PSN dan PJK dilakukan secara rutin dua kali dalam seminggu, kata dia, populasi nyamuk Aedes aegypti pasti tidak akan banyak.

Ada pula upaya 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Bahkan, lanjutnya, Dinas Kesehatan Kota Semarang juga menggandeng Dinas Pendidikan untuk memberdayakan anak-anak sekolah melalui program Si Centik (Siswa Cari Jentik).

"Kader-kader PKK turun secara intens melakukan PJN dan PSN. Adek-adek di sekolah melakukan program Si Centik juga jalan dengan baik. Peta kerawanan ini mulai kami gerakkan dari tingkat RT hingga RW juga," kata Hakam.  

 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024