Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, terus mengoptimalkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bersama masyarakat sebagai upaya mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Jumat, mengatakan sejak Januari 2025 hingga akhir Juli 2025 tercatat sudah ada 130 kasus DBD atau naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 75 kasus DBD.
"Lonjakan kasus ini dipengaruhi oleh faktor cuaca yang tidak menentu. Hujan dan panas yang silih berganti memicu terbentuknya banyak genangan air, termasuk di lokasi-lokasi yang sering luput dari perhatian masyarakat," katanya.
Menurut dia, genangan air tidak hanya di kebun atau halaman rumah tetapi juga di tempat-tempat yang jarang terlihat.
Peningkatan kasus demam berdarah ini, kata dia, tidak hanya terjadi di Kota Pekalongan saja melainkan juga di berbagai daerah lain.
Ia menilai partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk masih belum optimal karena mereka lebih mengandalkan pengasapan (fogging) meski metode ini memiliki prosedur dan aturan tersendiri.
"Fogging tidak bisa dilakukan sembarangan. Tahun ini kami telah melaksanakan fogging sebanyak 95 kali khusus pada wilayah dengan kasus berdekatan," katanya.
Ia berpesan pada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat, termasuk dengan mengonsumsi vitamin jika memang diperlukan.
Selain itu, kata dia, pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan, terutama pada lokasi genangan air atau tumpukan sampah, yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
"Kami berharap masyarakat jaga kebersihan lingkungan. Yang terpenting kita sudah ikhtiar, upaya dulu, semangat, rutin, dan serempak, serta kerja sama koordinasi secara maksimal," katanya.
Baca juga: Warga Kudus diajak giatkan PSN karena fogging tak efektif berantas DBD

