Semarang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang menyebutkan keterbatasan armada pengangkut air atau truk tangki menjadi kendala pendistribusian air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan.
Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto, di Semarang, Jumat, mengatakan pihaknya tidak memiliki armada tangki untuk mengangkut air bersih sehingga selama ini mengandalkan truk tangki PDAM Tirta Moedal Kota Semarang.
Namun, kata dia, PDAM Kota Semarang tidak mungkin meminjamkan seluruh armada tangkinya karena mereka juga membutuhkan untuk mengirimkan air kepada pelanggan terlebih dulu.
Setiap hari, PDAM Kota Semarang meminjamkan enam truk tangki kepada BPBD. "Saat ini, dari PDAM hanya mengirimkan enam armada setiap harinya untuk kami," katanya.
Padahal, kata dia, BPBD Kota Semarang mendapatkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp114 juta untuk pembelian air bersih menyikapi dampak kekeringan yang meluas.
Dengan keterbatasan armada, kata dia, ikut mempengaruhi serapan BTT air bersih yang sampai saat ini baru mencapai 6,4 persen, sedangkan mekanismenya harus habis dalam satu bulan.
"BTT itu mekanismenya dalam satu bulan harus habis, padahal yang diberikan ke kami (alokasinya) hampir 570 tangki. Tapi, baru terserap 6,4 persen karena terbatas armada," katanya.
Meski demikian, Endro meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena saat ini BPBD Kota Semarang juga bekerja sama dengan pihak ketiga, melalui anggaran corporate social responsibilty (CSR) untuk pemenuhan air bersih.
"Dengan adanya situasi kekeringan ini, (bantuan) CSR semakin meningkat, mulai dari Pertamina, PLN, Indonesia Power, Si Gesit dan pihak ketiga lainnya," katanya.
Untuk wilayah yang masih rutin meminta kiriman air bersih, antara lain Kecamatan Banyumanik, Tembalang, Ngaliyan dan Gunungpati yang didistribusikan hampir setiap hari
Endro akan segera melakukan evaluasi terkait ketersediaan armada tangki air bersih, mengingat armada tersebut memiliki banyak fungsi dan tidak hanya untuk pengiriman air bersih.
"Rencananya kami akan membeli tangki tapi anggaran tahun depan, bukan BTT. BTT ini untuk kebencanaan saja seperti rumah roboh karena tanah longsor, angin puting beliung, banjir dan kekurangan air ini dampak bencana kekeringan," katanya.*
Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto, di Semarang, Jumat, mengatakan pihaknya tidak memiliki armada tangki untuk mengangkut air bersih sehingga selama ini mengandalkan truk tangki PDAM Tirta Moedal Kota Semarang.
Namun, kata dia, PDAM Kota Semarang tidak mungkin meminjamkan seluruh armada tangkinya karena mereka juga membutuhkan untuk mengirimkan air kepada pelanggan terlebih dulu.
Setiap hari, PDAM Kota Semarang meminjamkan enam truk tangki kepada BPBD. "Saat ini, dari PDAM hanya mengirimkan enam armada setiap harinya untuk kami," katanya.
Padahal, kata dia, BPBD Kota Semarang mendapatkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp114 juta untuk pembelian air bersih menyikapi dampak kekeringan yang meluas.
Dengan keterbatasan armada, kata dia, ikut mempengaruhi serapan BTT air bersih yang sampai saat ini baru mencapai 6,4 persen, sedangkan mekanismenya harus habis dalam satu bulan.
"BTT itu mekanismenya dalam satu bulan harus habis, padahal yang diberikan ke kami (alokasinya) hampir 570 tangki. Tapi, baru terserap 6,4 persen karena terbatas armada," katanya.
Meski demikian, Endro meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena saat ini BPBD Kota Semarang juga bekerja sama dengan pihak ketiga, melalui anggaran corporate social responsibilty (CSR) untuk pemenuhan air bersih.
"Dengan adanya situasi kekeringan ini, (bantuan) CSR semakin meningkat, mulai dari Pertamina, PLN, Indonesia Power, Si Gesit dan pihak ketiga lainnya," katanya.
Untuk wilayah yang masih rutin meminta kiriman air bersih, antara lain Kecamatan Banyumanik, Tembalang, Ngaliyan dan Gunungpati yang didistribusikan hampir setiap hari
Endro akan segera melakukan evaluasi terkait ketersediaan armada tangki air bersih, mengingat armada tersebut memiliki banyak fungsi dan tidak hanya untuk pengiriman air bersih.
"Rencananya kami akan membeli tangki tapi anggaran tahun depan, bukan BTT. BTT ini untuk kebencanaan saja seperti rumah roboh karena tanah longsor, angin puting beliung, banjir dan kekurangan air ini dampak bencana kekeringan," katanya.*