Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang mendorong kalangan milenial untuk ikut berperan menangani persoalan stunting melalui program "Melon Musk" yang merupakan kependekan dari Milenial Gotong Royong Atasi Stunting di Kota Semarang.

Peluncuran Melon Musk dilakukan bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 RI di halaman Balai Kota Semarang, Kamis.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa program inovasi tersebut merupakan wujud bagaimana implementasi dari milenial, untuk milenial, dan oleh milenial.

"Karena kita tahu banyak hal yang harus diantisipasi, harus dicegah untuk mengatasi stunting. Salah satunya untuk remaja putri harus rutin minum zat besi apabila mengidap anemia," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, usai peluncuran Melon Musk.

"Yang kedua, hari ini juga kami luncurkan tayangan film pendek yang berjudul cinta dan memahami. Isinya tentang bagaimana pencegahan di dalam perkawinan anak," lanjutnya.

Melalui program tersebut, kata dia, diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap anak-anak atau milenial.

Seberapa jumlah anggaran untuk mengatasi anak stunting, kata dia, tetapi jika di hulunya tidak dilakukan penanganan-penanganan maka nantinya akan muncul kasus stunting lagi.

Karena itu, Ita menegaskan bahwa memang diperlukan langkah penanganan, mulai remaja putri, calon pengantin, ibu hamil harus dijaga kondisi kesehatannya.

Pada saat ini, kata dia, terdapat 1.100 anak stunting dan 600 ibu di Kota Semarang yang mengidap anemia.

"Kami harapkan dengan Melon Musk ini bisa mencegah dan mengatasi stunting di Kota Semarang. Untuk itu l, perlu mencegah dari ibu hamil agar nantinya tidak lahir anak-anak yang stunting," pungkas Ita.
 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024