Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, memaparkan program perubahan iklim yang dihadiri oleh lembaga dana adaptasi (Adaptation Fund) dari 20 negara pada 5-9 Juni 2023.
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekalongan Anita Heru Kusumorini di Pekalongan, Senin, mengatakan Adaptation Fund (AF) adalah lembaga internasional yang menjadi pelopor dalam pendanaan adaptasi perubahan iklim.
"AF memberikan dana bantuan dan kepemilikan penuh kepada negara berkembang untuk menjalankan proyek adaptasi perubahan iklim. Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di Indonesia yang mendapat dana bantuan dana dari AF yang disalurkan lembaga kemitraan," katanya.
Menurut dia, 20 negara yang mendapat proyek dana adaptasi berkunjung ke Kota Pekalongan ini sebagai bukti penerapan program adaptasi perubahan iklim yang sudah dilakukan di Indonesia.
"Dalam kunjungan 20 negara itu diawali dengan serangkaian kegiatan di Kota Semarang," katanya.
Anita yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mengatakan Kota Pekalongan berada di dekat kawasan pantai dan ketinggian sekitar satu meter di atas permukaan air laut akan menimbulkan dampak pada perubahan iklim.
Naiknya permukaan air laut selama 10 tahun terakhir ini, kata dia, sangat dirasakan apalagi adanya penurunan muka tanah.
"Banjir dan rob selama 10 tahun mempengaruhi perekonomian dan sosial di daerah," katanya.
Pihaknya telah dibantu Pemprov Jateng dan pemerintah pusat membangun tanggul rob sebagai upaya mencegah air laut dan sungai melimpas ke pemukiman penduduk.
Namun demikian, kata dia, upaya pencegahan tersebut belum bisa menyelesaikan permasalahan secara maksimal karena pembangunan tanggul hanya pada satu sisi timur sungai.
"Kami berharap sisi barat sungai dapat ditanggulangi bersama melalui dana dari kemitraan untuk melindungi pantai dengan membangun tembok pemecah ombak (breakwater) atau penanaman mangrove," katanya.
Menurut dia, melalui kegiatan kunjungan AF dari 20 negara ini, pemkot bisa belajar dari pengalaman negara tetangga dalam mengatasi permasalahan serupa.
"Negara-negara yang memperoleh dana AF tentunya mengalami permasalahan yang berbeda serta pengalaman dalam menyelesaikan masalah. Karena itu, kami dapat belajar hal-hal yang dapat diterapkan di Kota Pekalongan atau di daerah lain," katanya.
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekalongan Anita Heru Kusumorini di Pekalongan, Senin, mengatakan Adaptation Fund (AF) adalah lembaga internasional yang menjadi pelopor dalam pendanaan adaptasi perubahan iklim.
"AF memberikan dana bantuan dan kepemilikan penuh kepada negara berkembang untuk menjalankan proyek adaptasi perubahan iklim. Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di Indonesia yang mendapat dana bantuan dana dari AF yang disalurkan lembaga kemitraan," katanya.
Menurut dia, 20 negara yang mendapat proyek dana adaptasi berkunjung ke Kota Pekalongan ini sebagai bukti penerapan program adaptasi perubahan iklim yang sudah dilakukan di Indonesia.
"Dalam kunjungan 20 negara itu diawali dengan serangkaian kegiatan di Kota Semarang," katanya.
Anita yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mengatakan Kota Pekalongan berada di dekat kawasan pantai dan ketinggian sekitar satu meter di atas permukaan air laut akan menimbulkan dampak pada perubahan iklim.
Naiknya permukaan air laut selama 10 tahun terakhir ini, kata dia, sangat dirasakan apalagi adanya penurunan muka tanah.
"Banjir dan rob selama 10 tahun mempengaruhi perekonomian dan sosial di daerah," katanya.
Pihaknya telah dibantu Pemprov Jateng dan pemerintah pusat membangun tanggul rob sebagai upaya mencegah air laut dan sungai melimpas ke pemukiman penduduk.
Namun demikian, kata dia, upaya pencegahan tersebut belum bisa menyelesaikan permasalahan secara maksimal karena pembangunan tanggul hanya pada satu sisi timur sungai.
"Kami berharap sisi barat sungai dapat ditanggulangi bersama melalui dana dari kemitraan untuk melindungi pantai dengan membangun tembok pemecah ombak (breakwater) atau penanaman mangrove," katanya.
Menurut dia, melalui kegiatan kunjungan AF dari 20 negara ini, pemkot bisa belajar dari pengalaman negara tetangga dalam mengatasi permasalahan serupa.
"Negara-negara yang memperoleh dana AF tentunya mengalami permasalahan yang berbeda serta pengalaman dalam menyelesaikan masalah. Karena itu, kami dapat belajar hal-hal yang dapat diterapkan di Kota Pekalongan atau di daerah lain," katanya.