Semarang (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melakukan road show ke berbagai kota di Indonesia, di antaranya Kota Semarang, Sabtu  untuk memasarkan produk terbarunya Tabungan BTN Bisnis dengan menggandeng Alan Budikusuma dan Susi Susanti, mantan atlet bulutangkis nasional yang kini menjadi pebisnis produk olahraga.
 
Melalui Tabungan BTN Bisnis, Bank BTN berupaya menggenjot perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan menyasar pelaku bisnis dari berbagai segmen dan sektor usaha baik yang berada di industri hulu maupun hilir khususnya para pelaku UMKM.

Direktur Distribution & Funding Bank BTN Jasmin menjelaskan Tabungan BTN Bisnis merupakan tabungan yang didesain khusus bagi pebisnis. Tabungan tersebut merupakan inisiatif strategis Bank BTN untuk peningkatan dana pihak ketiga ritel melalui pengembangan current account and saving account (CASA) berbasis transaksional.

"Tabungan BTN Bisnis memberikan kemudahan transaksi kepada segmen pebisnis seperti SME, perdagangan, property dan lain-lain, baik secara individu maupun secara institusi," kata Jasmin.

Jasmin mengatakan Tabungan BTN Bisnis dapat menunjang aliran transaksi di antara para pedagang dari supplier, pengolah bahan baku maupun penjual di rantai bisnis industri.

"Bank BTN terus berupaya melakukan pendekatan dengan pengusaha yang berbisnis produk buatan lokal/dalam negeri sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI). Apalagi pertumbuhan bisnis produk lokal makin diminati dengan kualitas dan produk yang inovatif. Pertumbuhan bisnis yang pesat perlu didukung layanan perbankan yang mumpuni dan mendukung transaksi," katanya.  

Hal tersebut juga menjadi latar belakang Bank dengan kode saham BBTN ini menjadikan Alan Budikusuma dan Susi Susanti menjadi model iklan Bank BTN karena keduanya merepresentasikan pengusaha yang sukses dengan produk lokal yang inovatif dan mampu bersaing dengan produk internasional.

Terkait Tabungan BTN Bisnis, tambah Jasmin, ada banyak manfaat yang diberikan kepada para pengusaha di antaranya, besaran limit transaksi, nilai transfer antarrekening BTN maupun bank lain lebih besar daripada tabungan biasa, serta bebas biaya transfer dan administrasi.

"Di Tabungan BTN Bisnis itu memberikan rincian informasi terkait transaksi bisnis yang detail, misalnya mencantumkan identitas pengirim dana dan informasi metode transaksi yang masuk, apakah dengan QRIS atau EDC dan sebagainya," jelasnya.

Sejak diluncurkan pada Maret 2022, Tabungan BTN Bisnis telah meraup Value of Account atau VOA sekitar Rp1,5 triliun dari lebih dari 20.000 jumlah tabungan. Hingga akhir 2022 ini, diharapkan mampu memperoleh dana sekitar Rp5 triliun.

"Untuk di Jateng sendiri, kami tidak menargetkan. Tapi diharapkan setidaknya mampu memperoleh dana Rp1 triliun, karena Jateng ini wilayahnya besar dan kabupaten kota juga banyak," ucapnya.

Dengan Tabungan BTN Bisnis, Jasmin berharap DPK Bank BTN semakin besar terutama porsi CASA. Per Mei 2022, Bank BTN mencatat DPK tumbuh positif sebesar 7,57 persen (YoY) dimana secara Rasio CASA tumbuh 2,83 persen (YoY) dari 41,24 persen (Mei 2021) menjadi 44,08 persen (Mei 2022).

Deputy Regional Manager (DRM) Bisnis Kanwil VI Bank BTN Jateng-DIY Bambang Prasetyo optimistis Tabungan BTN Bisnis akan disambut para pengusaha dan terbukti sejak diluncurkan Maret 2022, terjadi peningkatan yang cukup tinggi. Per Agustus 2022, Bank BTN mencatat Tabungan BTN Bisnis telah meraup Value of Account sebesar Rp136,196 miliar di Jateng-DIY, sedangkan jumlah tabungan atau NOA sebanyak 2.857 tabungan.

"Di Jateng sendiri, kami menyasar ekosistem perumahan, pengusaha, toko bangunan, UMKM, dan tidak menutup kemungkinan pengusaha lain," katanya.

Di Jateng-DIY sendiri, terdapat 55 outlet SBH, 8 cabang, dan 4 BTN Syariah. Untuk meningkatkan perolehan DPK, Kanwil VI Bank BTN Jateng menjalankan One Outlet One Program, di mana setiap outlet Bank BTN harus punya satu ekosistem binaan.

"Target DPK di Jateng-DIY selama 2022 sebesar Rp7,3 triliun. Realisasinya per Agustus 2022 tercapai Rp5,4 triliun yang terdiri tabungan Rp2,75 triliun dan deposito Rp2,68 triliun," katanya.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024