Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat masih ada 2,9 juta pekerja di provinsi ini yang terdampak pandemi COVID-19.

Plt Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono dalam siaran pers di Semarang, Jumat, mengatakan, dampak tersebut dirasakan oleh mereka yang tidak terserap dalam lapangan kerja, namun pekerja yang sudah bekerja juga ikut terdampak.

Ia menjelaskan selama periode Agustus 2020 hingga Agustus 2021, sebagian besar pekerja yang terdampak pandemi tersebut disebabkan oleh pengurangan jam kerja yang jumlahnya mencapai 2,31 juta orang.

Baca juga: BPJAMSOSTEK apresiasi Pemkab Demak daftarkan pekerja rentan

Secara umum, lanjut dia, hingga Agustus 2021 tercatat masih ada 1,13 juta pengangguran dari total 18,96 angkatan kerja yang ada di provinsi ini.

"Dari periode Agustus 2020 hingga Agustus 2021 terdapat penurunan jumlah pengangguran sebesar 85 ribu orang," katanya.

Jika dilihat dari jenis kelamin, menurut dia, tingkat pengangguran terbuka di Jawa Tengah didominasi oleh laki-laki.

"Itu menunjukkan bahwa perempuan lebih bisa menerima pekerjaan yang tersedia," katanya.

Jika dilihat dari tingkat pendidikan, lanjut dia, lulusan SMK masih mendominasi tingkat pengangguran terbuka di provinsi ini.

Ia menilai para lulusan SMK tersebut lebih memilih menunggu pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya.

Ia mengungkapkan jika dilihat dari daerahnya, tingkat pengangguran terbuka tertinggi ada di Kabupaten Cilacap dengan 9,10 persen, sedangkan yang terendah di Kabupaten Wonogiri dengan 2,43 persen.

Dalam kurun waktu Agustus tahun lalu hingga bulan yang sama di 2021, kata dia, tingkat penurunan pengangguran tertinggi terjadi di Kabupaten Sukoharjo.

Baca juga: 63.132 pekerja rokok di Kudus diusulkan menjadi calon penerima BLT

Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024