Temanggung (ANTARA) - Para siswa khususnya peserta Program Roots Indonesia untuk pencegahan perundungan dan kekerasan agar berani melaporkan perbuatan perundungan kepada guru atau kepala sekolah, kata Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Temanggung Agus Sujarwo.
"Jangan takut untuk memberikan edukasi kepada teman-teman sekiranya melihat terjadi proses perundungan, jangan takut menyampaikan kepada guru, kepala sekolah atau teman lain agar perundungan di sekolah tidak terjadi," katanya di Temanggung, Senin.
Ia menyampaikan hal tersebut pada penutupan program Roots Indonesia untuk pencegahan perundungan dan kekerasan terhadap siswa dan kegiatan Roots Day di SMPN 2 Temanggung.
Baca juga: KPAI Temanggung sosialisasi antiperundungan di sekolah
Agus berharap mudah-mudahan apa yang diterima anak-anak di dalam kegiatan antiperundungan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus dikembangkan, terus mengajak teman-teman yang lain agar menjauhi yang namanya perundungan.
"Kami titip supaya anak-anak bisa berkembang, baik kepribadiannya, karakternya, dan prestasinya. Jadilah agen perubahan tidak hanya di sekolah tetapi agen perubahan di lingkungan anak-anak tinggal agar anak-anak menjadi agen perubahan penguatan karakter di negara Republik Indonesia," katanya.
Program Roots Indonesia untuk pencegahan perundungan dan kekerasan di Kabupaten Temanggung dilaksankan di SMPN 2 Temanggung, SMPN 1 Jumo, SMPN 1 Tlogomulyo, SMP Krisna Citra Parakan, dan SMP PGRI Candiroto.
Sejumlah sekolah tersebut menjadi sekolah penggerak pertama tingkat Kabupaten Temanggung, salah satu program dari kegiatan tersebut adalah bantuan perintah antiperundungan.
Kepala SMPN 2 Temanggung Pasir mengatakan kegiatan ini dilaksanakan selama 1 bulan dalam 10 kali pertemuan dengan dibimbing oleh fasilitator daerah dari para guru yang sudah mendapatkan pelatihan dari fasilitator tingkat nasional.
Ia menyampaikan melalui kegiatan ini diharapkan terbentuk profil Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pasir menyebutkan enam profil pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Baca juga: KPI bebas tugaskan delapan pegawai pelaku pelecehan seksual
Baca juga: Ajari anak sikap asertif demi cegah perundungan
"Jangan takut untuk memberikan edukasi kepada teman-teman sekiranya melihat terjadi proses perundungan, jangan takut menyampaikan kepada guru, kepala sekolah atau teman lain agar perundungan di sekolah tidak terjadi," katanya di Temanggung, Senin.
Ia menyampaikan hal tersebut pada penutupan program Roots Indonesia untuk pencegahan perundungan dan kekerasan terhadap siswa dan kegiatan Roots Day di SMPN 2 Temanggung.
Baca juga: KPAI Temanggung sosialisasi antiperundungan di sekolah
Agus berharap mudah-mudahan apa yang diterima anak-anak di dalam kegiatan antiperundungan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus dikembangkan, terus mengajak teman-teman yang lain agar menjauhi yang namanya perundungan.
"Kami titip supaya anak-anak bisa berkembang, baik kepribadiannya, karakternya, dan prestasinya. Jadilah agen perubahan tidak hanya di sekolah tetapi agen perubahan di lingkungan anak-anak tinggal agar anak-anak menjadi agen perubahan penguatan karakter di negara Republik Indonesia," katanya.
Program Roots Indonesia untuk pencegahan perundungan dan kekerasan di Kabupaten Temanggung dilaksankan di SMPN 2 Temanggung, SMPN 1 Jumo, SMPN 1 Tlogomulyo, SMP Krisna Citra Parakan, dan SMP PGRI Candiroto.
Sejumlah sekolah tersebut menjadi sekolah penggerak pertama tingkat Kabupaten Temanggung, salah satu program dari kegiatan tersebut adalah bantuan perintah antiperundungan.
Kepala SMPN 2 Temanggung Pasir mengatakan kegiatan ini dilaksanakan selama 1 bulan dalam 10 kali pertemuan dengan dibimbing oleh fasilitator daerah dari para guru yang sudah mendapatkan pelatihan dari fasilitator tingkat nasional.
Ia menyampaikan melalui kegiatan ini diharapkan terbentuk profil Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pasir menyebutkan enam profil pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Baca juga: KPI bebas tugaskan delapan pegawai pelaku pelecehan seksual
Baca juga: Ajari anak sikap asertif demi cegah perundungan