Semarang (ANTARA) - Enam mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di Jawa Tengah menciptakan aplikasi Naratik yang bisa membantu masyarakat untuk membedakan berbagai jenis batik berdasarkan dari proses pembuatannya.
Ketua Tim Pencipta Naratik, Farrel Athaillah Putra dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Rabu, mengatakan aplikasi di bidang industri batik tersebut memadukan kearifan lokal dengan kecerdasan buatan.
Selain Farrel, ada tiga rekannya dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, yakni Dwi Anggun Cahyati Jamil, Suhaili Faruq, dan Briliantino Abhista Prabandanu.
Baca juga: Mahasiswa UNS ciptakan celana apung untuk mitigasi kondisi darurat
Tim aplikasi Naratik juga diperkuat oleh Firsta Adi Pradana dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Riqqah Fadiyah Alya dari Institut Teknologi Telkom Purwokerto.
Menurut dia, ide penciptaan Naratik bermula dari permasalahan yang dihadapi masyarakat yang masih terbatas pengetahuannya tentang motif-motif batik.
"Masih banyak yang belum bisa membedakan antara batik tulis, cap, dan cetak," katanya.
Ia mengakui marak terjadi penipuan harga antara batik tulis dan cetak yang berakibat terhadap penurunan kepercayaan konsumen.
Kecerdasan buatan dalam aplikasi ini, lanjut dia, mampu mengklasifikasikan keaslian batik, termasuk informasi dan sejarah tentang berbagai motif batik.
Aplikasi ini, kata dia, juga memiliki informasi tentang toko yang menjual kain batik dengan motif yang diinginkan. "Cukup mengakses motif yang ingin diketahui informasinya melalui kamera telepon seluler yang sudah dipasang aplikasi Naratik," kata mahasiswa Teknik Informatika Udinus tersebut.
Baca juga: Mahasiswa UMK ciptakan canting elektrik untuk memudahkan pembatik
Baca juga: Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ciptakan permen Anticorona
Ketua Tim Pencipta Naratik, Farrel Athaillah Putra dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Rabu, mengatakan aplikasi di bidang industri batik tersebut memadukan kearifan lokal dengan kecerdasan buatan.
Selain Farrel, ada tiga rekannya dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, yakni Dwi Anggun Cahyati Jamil, Suhaili Faruq, dan Briliantino Abhista Prabandanu.
Baca juga: Mahasiswa UNS ciptakan celana apung untuk mitigasi kondisi darurat
Tim aplikasi Naratik juga diperkuat oleh Firsta Adi Pradana dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Riqqah Fadiyah Alya dari Institut Teknologi Telkom Purwokerto.
Menurut dia, ide penciptaan Naratik bermula dari permasalahan yang dihadapi masyarakat yang masih terbatas pengetahuannya tentang motif-motif batik.
"Masih banyak yang belum bisa membedakan antara batik tulis, cap, dan cetak," katanya.
Ia mengakui marak terjadi penipuan harga antara batik tulis dan cetak yang berakibat terhadap penurunan kepercayaan konsumen.
Kecerdasan buatan dalam aplikasi ini, lanjut dia, mampu mengklasifikasikan keaslian batik, termasuk informasi dan sejarah tentang berbagai motif batik.
Aplikasi ini, kata dia, juga memiliki informasi tentang toko yang menjual kain batik dengan motif yang diinginkan. "Cukup mengakses motif yang ingin diketahui informasinya melalui kamera telepon seluler yang sudah dipasang aplikasi Naratik," kata mahasiswa Teknik Informatika Udinus tersebut.
Baca juga: Mahasiswa UMK ciptakan canting elektrik untuk memudahkan pembatik
Baca juga: Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ciptakan permen Anticorona