Kudus (ANTARA) - Seorang mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) Provinsi Jawa Tengah menciptakan canting elektrik yang bertujuan memudahkan para pembatik di Kabupaten Kudus dalam membuat batik tulis tanpa harus menyiapkan kompor dan wajan untuk mencairkan bahan malamnya.
"Canting elektrik yang dibuat seorang mahasiswa tersebut, memiliki elemen pemanas bertenaga listrik sehingga untuk mencairkan malamnya tidak perlu menyiapkan kompor dan wajan karena cukup menggunakan energi listrik," kata Ketua Pelaksana Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) UMK Nuraeningsih di Kudus, Senin.
Salah satu produk yang merupakan hasil inovasi mahasiswanya itu, kata dia, diberi merek canting elektrik isaku.
Ia memastikan canting elektrik tersebut sangat berguna bagi pembatik, baik yang sudah mahir maupun yang baru belajar karena dilengkapi dengan tombol mati dan hidup sebagai pengatur panas. Sedangkan sekring dan gagang canting isolator berasal dari PVC yang kuat dan tahan panas serta sangat aman.
Mahasiswa yang berhasil menciptakan canting elektrik tersebut, merupakan hasil pendampingan dosen dalam Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) yang didanai oleh Direktorat Riset Pengabdian Masyarakat (DPRM) Ristekdikti.
"Total ada 11 mahasiswa yang mengikuti program tersebut. Tahun ini merupakan tahap ketiga dalam memunculkan wirausaha baru di berbagai bidang usaha. Mahasiswa yang mendaftar didampingi dari awal hingga akhir sehingga produk yang dibuat bisa laku di pasaran," ujarnya.
Produk lain yang diciptakan mahasiswa, yakni di bidang usaha kue tart (korean lunch box cake), kripik jantung pisang (bonju bananna chips), kripik bakso (kresso), teh daun kelor (moringa tea), dimsum dan cireng (this is enak), bubur bayi (my healthy porridge), layanan informasi hukum (seputar hukum Indonesia), tas (FV pouch), tanaman (garden bang Zul) dan hampers (me kado).
Dari program tersebut, diharapkan akan muncul lebih banyak usaha baru setiap tahun sebagai bentuk perwujudan, penerapan teori dan pengetahuan kewirausahaan untuk menuju kesuksesan.
"Harapannya para mahasiswa selanjutnya bisa menginspirasi mahasiswa lain untuk ikut menjalankan wirausaha. Kami ingin terus menumbuhkembangkan jiwa wirausaha mahasiswa sehingga relevan dengan slogan Universitas Muria Kudus yang mengusung motto santun, cerdas dan berjiwa wirausaha," ujarnya.
Baca juga: Batik Semar Solo cetak pembatik baru berpegang pakem
Baca juga: Bank Indonesia dorong kesinambungan pembatik Soloraya
"Canting elektrik yang dibuat seorang mahasiswa tersebut, memiliki elemen pemanas bertenaga listrik sehingga untuk mencairkan malamnya tidak perlu menyiapkan kompor dan wajan karena cukup menggunakan energi listrik," kata Ketua Pelaksana Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) UMK Nuraeningsih di Kudus, Senin.
Salah satu produk yang merupakan hasil inovasi mahasiswanya itu, kata dia, diberi merek canting elektrik isaku.
Ia memastikan canting elektrik tersebut sangat berguna bagi pembatik, baik yang sudah mahir maupun yang baru belajar karena dilengkapi dengan tombol mati dan hidup sebagai pengatur panas. Sedangkan sekring dan gagang canting isolator berasal dari PVC yang kuat dan tahan panas serta sangat aman.
Mahasiswa yang berhasil menciptakan canting elektrik tersebut, merupakan hasil pendampingan dosen dalam Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) yang didanai oleh Direktorat Riset Pengabdian Masyarakat (DPRM) Ristekdikti.
"Total ada 11 mahasiswa yang mengikuti program tersebut. Tahun ini merupakan tahap ketiga dalam memunculkan wirausaha baru di berbagai bidang usaha. Mahasiswa yang mendaftar didampingi dari awal hingga akhir sehingga produk yang dibuat bisa laku di pasaran," ujarnya.
Produk lain yang diciptakan mahasiswa, yakni di bidang usaha kue tart (korean lunch box cake), kripik jantung pisang (bonju bananna chips), kripik bakso (kresso), teh daun kelor (moringa tea), dimsum dan cireng (this is enak), bubur bayi (my healthy porridge), layanan informasi hukum (seputar hukum Indonesia), tas (FV pouch), tanaman (garden bang Zul) dan hampers (me kado).
Dari program tersebut, diharapkan akan muncul lebih banyak usaha baru setiap tahun sebagai bentuk perwujudan, penerapan teori dan pengetahuan kewirausahaan untuk menuju kesuksesan.
"Harapannya para mahasiswa selanjutnya bisa menginspirasi mahasiswa lain untuk ikut menjalankan wirausaha. Kami ingin terus menumbuhkembangkan jiwa wirausaha mahasiswa sehingga relevan dengan slogan Universitas Muria Kudus yang mengusung motto santun, cerdas dan berjiwa wirausaha," ujarnya.
Baca juga: Batik Semar Solo cetak pembatik baru berpegang pakem
Baca juga: Bank Indonesia dorong kesinambungan pembatik Soloraya