Purwokerto (ANTARA) - Warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mematuhi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama perayaan Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah, kata Kepala Polresta Banyumas Kombes Pol. M Firman L Hakim.

"Dari pantauan kami, sebagian besar masyarakat melaksanakan imbauan Pemkab Banyumas dan MUI Kabupaten Banyumas dengan tidak melaksanakan Salat Id di masjid atau tanah lapang," katanya melalui Kepala Bagian Operasi Polresta Banyumas Komisaris Polisi Antonius Aldino Agus Anggoro di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Selain itu, kata dia, masyarakat tidak menggelar kegiatan takbir keliling pada Senin (19/7) malam menjelang Hari Raya Idul Adha.

Bahkan pada Senin (19/7) malam, lanjut dia, tidak ada suara petasan satu pun yang terdengar di wilayah hukum Polresta Banyumas.

"Oleh karena itu, pak Kapolresta menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi masyarakat yang telah mendukung pelaksanaan PPKM darurat," katanya.

Terkait dengan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, dia mengatakan hingga saat ini Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Banyumas masih melakukan pemantauan ke sejumlah lokasi penyembelihan di luar rumah pemotongan hewan (RPH).

Menurut dia, pemantauan juga dilakukan oleh anggota Bhabinkamtibmas dan Babinsa di seluruh wilayah Banyumas.

"Dari pantauan kami, yang ada di lokasi penyembelihan hewan kurban hanya panitia dan pemilik saja sehingga tidak ada kerumunan. Sejak awal, Bhabinkamtibmas dan Babinsa sudah memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan selama proses pemotongan hewan kurban," katanya.

Sementara dari pantauan ANTARA di salah satu lokasi penyembelihan hewan kurban, di Kelurahan Purwanegara RT 09 RW 04, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas, warga dalam menyembelih hewan kurban tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Sekeliling lokasi penyembelihan hewan kurban tersebut diberi pagar dengan menggunakan terpal, sedangkan di bagian dalamnya terdapat beberapa bangunan sederhana semacam jongko, masing-masing difungsikan untuk tempat penyembelihan, pencucian, pemotongan daging, dan pengemasan daging yang akan didistribusikan kepada masyarakat.

"Sebelum pelaksanaan, sudah dirapatkan agar tetap mematuhi protokol kesehatan, tempatnya dibuat tertutup, tidak dihadiri semua, pakai masker, dan yang sakit tidak boleh ikut terlibat," kata Ketua Panitia Kurban Suparno.

Terkait dengan pendistribusian daging kurban, dia mengatakan hal itu akan diantar oleh para remaja setempat ke rumah-rumah warga yang berhak menerima.

"Tahun kemarin masih pakai kupon, sehingga terjadi kerumunan. Kalau sekarang diantar ke rumah warga oleh remaja," katanya.

Lain halnya dengan salah seorang warga Perumahan Shapire Purwokerto, Anggit Pamungkas justru lebih memilih menyembelihkan hewan kurban di RPH Ruminansia Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) Purwokerto.

"Keluarga kami kurban satu ekor sapi, kemudian saya titipkan ke masjid perumahan. Oleh karena ada kebijakan penyembelihan tidak boleh di lingkungan masjid, panitia memutuskan untuk dipindah ke RPH," katanya.

Ia mengakui dengan menyembelih hewan kurban di RPH jauh lebih aman, kondisi kesehatan sapi terkontrol, penyembelihannya lebih higienis, tidak ada kerumunan, dan sebagainya.

Terkait dengan pendistribusian daging kurban, dia mengatakan panitia menggunakan sistem kupon dengan mencantumkan periode waktu pengambilan agar tidak terjadi kerumunan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis RPH Ruminansia ASUH Purwokerto Etik Yuniarti mengatakan jumlah hewan kurban yang disembelih di tempat itu masih terus bertambah.

"Berdasarkan data sementara, hari ini (20/7) ada 32 ekor sapi, besok (21/7) 30 ekor sapi, dan lusa (22/7) 10 ekor sapi. Jumlah tersebut kemungkinan masih akan bertambah," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024