Solo (ANTARA) - Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka menyatakan mobilitas warga di kota ini masih cukup tinggi selama pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat sehingga belum terlihat efektivitas dari program tersebut.

"Sejak PPKM darurat diberlakukan, satu dua hari pertama masih seperti normal," katanya di Solo, Jumat.

Oleh karena itu, katanya, penyekatan sejumlah ruas jalan harus dilakukan untuk memutus rantai penularan COVID-19 khususnya di Kota Solo.

"Ini untuk kebaikan kita bersama, (warga) harus mengurangi mobilitas," katanya.

Menurut dia, penyekatan dilakukan agar terjadi penurunan angka kasus COVID-19. Meski demikian sebagian masyarakat bakal terganggu dengan langkah penyekatan tersebut.

"Saya tahu banyak yang terdampak. Oleh karena itu, kami bantu sebisa mungkin, termasuk bantuan untuk pelaku usaha kecil dan menengah," katanya.

Ia mengatakan saat ini Pemkot Surakarta sudah mendata calon penerima bantuan tersebut. Sesuai rencana akan ada sebanyak 17.000 pelaku UKM yang menerima bantuan sebesar Rp500.000.

"Segera disalurkan, kami usahakan secepat mungkin. Saya sudah koordinasi dengan pengusaha, kami keroyokan untuk membantu yang terdampak," katanya.

Sementara itu, mengenai penyekatan tersebut ada enam ruas jalan protokol di Solo yang ditutup. Berdasarkan data dari kepolisian, untuk ruas Jalan Urip Sumoharjo, Pierre Tendean, dr Rajiman, Gatot Subroto, dan Yos Sudarso ditutup dari pukul 07.00-21.00 WIB.

Sedangkan khusus Jalan Slamet Riyadi ditutup mulai Hari Jumat (9/7) pukul 16.00 WIB hingga hari Minggu pukul 24.00 WIB berlaku "nonstop".

"Sementara enam ruas jalan ini dulu," katanya.

Baca juga: Wali Kota pastikan Solo tak kehabisan stok oksigen

Baca juga: RS di Solo terisi 95 persen

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024