Jepara (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapati empat pasien yang tidak terlayani mengantre di depan instalasi gawat darurat saat melakukan inspeksi mendadak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RA Kartini, Kabupaten Jepara, Selasa.
"Jika tidak punya ruangan kosong, sebaiknya langsung cari rujukan ke rumah sakit lain. Enggak bisa seperti ini, ini bahaya," katanya.
Ganjar memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo yang mendampinginya melakukan inspeksi untuk menelepon rumah sakit terdekat, RSUD Rehatta Kelet, guna membantu pasien yang belum terlayani.
Gubernur meminta pasien yang belum tertangani di RSUD RA Kartini dibawa ke RSUD Rehatta Kelet, yang tempat tidur pasien di 30 kamar perawatannya masih tersedia.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD RA Kartini diminta turun langsung mengurusi pasien yang belum terlayani, termasuk menyiapkan ambulans untuk pasien.
Semula ada lima pasien yang mengantre di depan instalasi gawat darurat RSUD RA Kartini namun satu di antaranya kemudian difasilitasi pindah ke rumah sakit lain.
Empat pasien yang masih antre selanjutnya dimasukkan ke ruang rawat inap RSUD RA Kartini karena tiga di antaranya punya kemungkinan tertular COVID-19 dan satu orang lagi sudah dikonfirmasi terserang COVID-19.
Saat Gubernur melakukan inspeksi mendadak di RSUD RA Kartini, beberapa anggota keluarga pasien COVID-19 juga mengeluhkan lambatnya pelayanan pengurusan jenazah.
Satu keluarga mengaku harus menunggu sampai sembilan jam untuk untuk pemulasaraan jenazah anggota keluarganya.
Keterlambatan pelayanan tersebut antara lain terjadi karena rumah sakit kekurangan tenaga pemulasaraan jenazah saat pasien yang meninggal dunia di rumah sakit sampai tujuh orang.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD RA Kartini Bambang Dwipo mengatakan bahwa 35 tempat tidur untuk rawat inap pasien COVID-19 pada Senin (14/6) malam penuh dan pada Selasa pengelola rumah sakit menyiapkan tambahan 20 tempat tidur untuk pasien COVID-19.
"Rencana kami, penambahan tersebut baru dibuka pada siang hari setelah semuanya siap. Kami memang kekurangan SDM karena banyak yang terpapar," katanya.
Ganjar menyatakan bahwa pemerintah provinsi akan membantu Pemerintah Kabupaten Jepara dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia, obat-obatan, dan sarana penunjang pelayanan kesehatan.
Baca juga: Pengoperasian alat uji swab COVID-19 di RSUD Kartini Jepara dinilai lamban
"Jika tidak punya ruangan kosong, sebaiknya langsung cari rujukan ke rumah sakit lain. Enggak bisa seperti ini, ini bahaya," katanya.
Ganjar memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo yang mendampinginya melakukan inspeksi untuk menelepon rumah sakit terdekat, RSUD Rehatta Kelet, guna membantu pasien yang belum terlayani.
Gubernur meminta pasien yang belum tertangani di RSUD RA Kartini dibawa ke RSUD Rehatta Kelet, yang tempat tidur pasien di 30 kamar perawatannya masih tersedia.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD RA Kartini diminta turun langsung mengurusi pasien yang belum terlayani, termasuk menyiapkan ambulans untuk pasien.
Semula ada lima pasien yang mengantre di depan instalasi gawat darurat RSUD RA Kartini namun satu di antaranya kemudian difasilitasi pindah ke rumah sakit lain.
Empat pasien yang masih antre selanjutnya dimasukkan ke ruang rawat inap RSUD RA Kartini karena tiga di antaranya punya kemungkinan tertular COVID-19 dan satu orang lagi sudah dikonfirmasi terserang COVID-19.
Saat Gubernur melakukan inspeksi mendadak di RSUD RA Kartini, beberapa anggota keluarga pasien COVID-19 juga mengeluhkan lambatnya pelayanan pengurusan jenazah.
Satu keluarga mengaku harus menunggu sampai sembilan jam untuk untuk pemulasaraan jenazah anggota keluarganya.
Keterlambatan pelayanan tersebut antara lain terjadi karena rumah sakit kekurangan tenaga pemulasaraan jenazah saat pasien yang meninggal dunia di rumah sakit sampai tujuh orang.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD RA Kartini Bambang Dwipo mengatakan bahwa 35 tempat tidur untuk rawat inap pasien COVID-19 pada Senin (14/6) malam penuh dan pada Selasa pengelola rumah sakit menyiapkan tambahan 20 tempat tidur untuk pasien COVID-19.
"Rencana kami, penambahan tersebut baru dibuka pada siang hari setelah semuanya siap. Kami memang kekurangan SDM karena banyak yang terpapar," katanya.
Ganjar menyatakan bahwa pemerintah provinsi akan membantu Pemerintah Kabupaten Jepara dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia, obat-obatan, dan sarana penunjang pelayanan kesehatan.
Baca juga: Pengoperasian alat uji swab COVID-19 di RSUD Kartini Jepara dinilai lamban