Semarang (ANTARA) - BPJS Kesehatan Cabang Semarang menggalakkan Program Prioritas bagi peserta Pengelolaan Program Rujuk Balik (PRB) di era program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk meningkatkan kualitas dan peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Semarang Asri Wulandari menjelaskan Program Prioritas bagi peserta PRB tersebut dimaksudkan untuk memperhatikan kondisi pasien kronis yang telah stabil dengan diagnosa serta obat yang tepat.

Pemberian obat PRB di apotek mengandalkan pelayanan obat yang berbasis Medication Therapy Managament (MTM) yaitu konsep pelayanan obat yang terbukti menunjukkan luaran klinis, ekonomis, dan humanis yang bersifat positif, serta disesuaikan pada berbagai situasi dan jenis populasi pasien.

Medication Therapy Managament (MTM), lanjut Asri Wulandari, secara khusus berfokus pada upaya untuk meminimalkan morbiditas dan mortalitas akibat penggunaan obat-obatan.

"Peserta PRB umumnya adalah pengguna obat-obatan dengan jumlah banyak atau disebut Poli-Farmasi tentunya dengan MTM, menjadi kunci terapi optimal dan mengubah mindset peserta penyakit kronis jika efektivitas terapi bisa dilakukan di FKTP," katanya.

Baca juga: BPJS Kesehatan Semarang rekonsialisasi data PPU-PN

Untuk meningkatkan keaktifan peserta PRB di FKTP, khususnya di Kota Semarang pihak BPJS Kesehatan tengah menggalakkan sebuah program  "Prioritas" yaitu Program Rujuk Balik Dengan Pemantauan Obat Rutin Dalam Tas.

"Selain untuk meningkatkan peran apoteker melakukan pelayanan sesuai  standar kefarmasian klinik, tentunya juga mengoptimalkan penggunaan obat oleh peserta PRB," kata Asri Wulandari.

Untuk meningkatkan kepatuhan minum obat serta kualitas hidup oasien PRB perlu pula inovasi dengan menambahkan sarana tas/box, benchmarking tas obat ini mengadopsi dari sistem di negara maju, dimana pasien kronis yang akan melakukan kunjungan ke FKTP diminta membawa tas/box obat, serta membawa obat-obatan yang masih dimiliki pasien.

FKTP selanjutnya akan proaktif dan berkolaborasi dengan Apotek PRB mereminder peserta PRB untuk datang ke FKTP dan mengambil obat PRB di Apotek PRB dimana obat-obatan yang telah dimasukkan dalam tas obat akan dipantau oleh Apoteker. 

Untuk tahap awal, pemberian tas obat ini diprioritaskan bagi peserta PRB yang tidak aktif berkunjung di FKTP, sehingga harapannya peserta tersebut akan menjadi aktif dan rutin melakukan konsultasi di FKTP dan mengambil obat di Apotek PRB.

Dengan adanya Program Prioritas harapannya tingkat keaktifan peserta PRB dapat meningkat minimal 10 persen dari 27.752 menjadi 31.433 peserta PRB Aktif dari periode Desember tahun 2020 sampai dengan Desember 2021.

Keberhasilan Program Prioritas, tambah Asri Wulandari, tidak bisa lepas dari dukungan yang dibutuhkan oleh BPJS Kesehatan dari stakeholder terkait, baik Dinas Kesehatan, Asklin, PKFI, dan IAI untuk meningkatkan mutu pelayanan obat di FKTP dan juga pencegahan fraud terkait pelayanan obat.

Baca juga: BPJS Kesehatan ajak masyarakat tumbuhkan rasa kepedulian pada sesama
Baca juga: Evaluasi distribusi KIS, BPJS Kesehatan Semarang cek langsung ke peserta

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024