Semarang (ANTARA) - Tradisi dugderan sebagai penanda awal Ramadhan di Kota Semarang pada 2021 ini masih akan tanpa arak-arakan karena masih dalam masa pandemi COVID-19, kata pejabat berwenang.
"Dugderan sebagai tradisi memasuki bulan Ramadhan tetap harus berjalan, namun nanti akan diringkas agar tidak melibatkan banyak orang," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Senin.
Menurut dia, konsep tradisi dugderan sebagai penanda awal Ramadhan akan tetap dijalankan.
"Akan kita kemas kemeriahan menyambut ramadhan, namun prosesinya tidak dibesar-besarkan," tambahnya.
Menurut dia, dugderan akan digelar di Masjid Agung Semarang.
Ia menjelaskan nantinya sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Semarang saja yang akan mengikuti prosesi tersebut agar protokol kesehatan COVID-19 tetap terjaga.
Adapun untuk pedagang musiman saat dugderan, wali kota yang akarab disapa Hendi tersebut belum memutuskan.
"Masih beluk diputuskan. Saat ini baru prosesinya yang disiapkan," demikian Hendrar Prihadi.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Dugderan penanda Ramadhan digelar sederhana
"Dugderan sebagai tradisi memasuki bulan Ramadhan tetap harus berjalan, namun nanti akan diringkas agar tidak melibatkan banyak orang," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Senin.
Menurut dia, konsep tradisi dugderan sebagai penanda awal Ramadhan akan tetap dijalankan.
"Akan kita kemas kemeriahan menyambut ramadhan, namun prosesinya tidak dibesar-besarkan," tambahnya.
Menurut dia, dugderan akan digelar di Masjid Agung Semarang.
Ia menjelaskan nantinya sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Semarang saja yang akan mengikuti prosesi tersebut agar protokol kesehatan COVID-19 tetap terjaga.
Adapun untuk pedagang musiman saat dugderan, wali kota yang akarab disapa Hendi tersebut belum memutuskan.
"Masih beluk diputuskan. Saat ini baru prosesinya yang disiapkan," demikian Hendrar Prihadi.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Dugderan penanda Ramadhan digelar sederhana