Solo (ANTARA) - Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, mengusung tema go green sebagai salah satu program kerja yang diterapkan di tengah masyarakat.
"Isu tentang sampah plastik kan saat ini makin marak terdengar, ini menjadi perhatian kami," kata salah satu peserta KKN Fika Noorhikmah di Solo, Selasa.
Ia dengan timnya yang mengambil lokasi KKN di Desa Krambilsawit, Kecamatan Saptosari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengajak masyarakat untuk mengurangi sampah plastik dengan melakukan Workshop Totebag Tie Dye sebagai pengganti kantong plastik. Kegiatan tersebut melibatkan ratusan siswa sekolah dasar.
"Totebag ini merupakan tas polos yang dikreasikan dengan cara diberi warna menggunakan teknik ikat celup atau yang sering disebut dengan tie dye. Tas ini bisa digunakan untuk menyimpan barang yang telah dibeli agar siswa yang hendak jajan tidak perlu menggunakan plastik untuk meletakkan makanan atau apa pun yang mereka beli," katanya.
Baca juga: Mahasiswa UNS kembangkan makanan khas Kebumen
Ia mengatakan untuk pembuatan tas tersebut bisa dilakukan secara mandiri mengingat bahan yang digunakan cukup mudah diperoleh.
"Selain itu proses pembuatannya juga cukup mudah. Kalau bahannya cukup kain polos berwarna putih. Selanjutnya kain dilipat sesuai keinginan masing-masing, bisa berbentuk vertikal maupun horizontal," katanya.
Selanjutnya kain tersebut dicelupkan ke dalam cairan berwarna. Untuk memperoleh motif menarik, sebelum dicelupkan, beberapa titik kain bisa diikat dengan menggunakan karet gelang baru kemudian dicelupkan pada air yang sudah diberi pewarna.
"Kemudian, tiriskan totebag sampai water glass terasa sedikit mengering selama kurang lebih 15 menit. Lalu, celupkan lagi ke dalam water glass untuk mengunci warna dan jemur dalam keadaan masih terikat," katanya.
"Harapannya dengan workshop semacam ini bisa mengurangi sampah plastik dan menambah kreativitas peserta didik. Selain itu juga menumbuhkan kesadaran untuk memakai tas ramah lingkungan," katanya.
Baca juga: Si EMPU, cara dosen UNS ajak warga siaga banjir
Baca juga: UNS tingkatkan pelayanan terdampak bencana di Bogor
"Isu tentang sampah plastik kan saat ini makin marak terdengar, ini menjadi perhatian kami," kata salah satu peserta KKN Fika Noorhikmah di Solo, Selasa.
Ia dengan timnya yang mengambil lokasi KKN di Desa Krambilsawit, Kecamatan Saptosari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengajak masyarakat untuk mengurangi sampah plastik dengan melakukan Workshop Totebag Tie Dye sebagai pengganti kantong plastik. Kegiatan tersebut melibatkan ratusan siswa sekolah dasar.
"Totebag ini merupakan tas polos yang dikreasikan dengan cara diberi warna menggunakan teknik ikat celup atau yang sering disebut dengan tie dye. Tas ini bisa digunakan untuk menyimpan barang yang telah dibeli agar siswa yang hendak jajan tidak perlu menggunakan plastik untuk meletakkan makanan atau apa pun yang mereka beli," katanya.
Baca juga: Mahasiswa UNS kembangkan makanan khas Kebumen
Ia mengatakan untuk pembuatan tas tersebut bisa dilakukan secara mandiri mengingat bahan yang digunakan cukup mudah diperoleh.
"Selain itu proses pembuatannya juga cukup mudah. Kalau bahannya cukup kain polos berwarna putih. Selanjutnya kain dilipat sesuai keinginan masing-masing, bisa berbentuk vertikal maupun horizontal," katanya.
Selanjutnya kain tersebut dicelupkan ke dalam cairan berwarna. Untuk memperoleh motif menarik, sebelum dicelupkan, beberapa titik kain bisa diikat dengan menggunakan karet gelang baru kemudian dicelupkan pada air yang sudah diberi pewarna.
"Kemudian, tiriskan totebag sampai water glass terasa sedikit mengering selama kurang lebih 15 menit. Lalu, celupkan lagi ke dalam water glass untuk mengunci warna dan jemur dalam keadaan masih terikat," katanya.
"Harapannya dengan workshop semacam ini bisa mengurangi sampah plastik dan menambah kreativitas peserta didik. Selain itu juga menumbuhkan kesadaran untuk memakai tas ramah lingkungan," katanya.
Baca juga: Si EMPU, cara dosen UNS ajak warga siaga banjir
Baca juga: UNS tingkatkan pelayanan terdampak bencana di Bogor