Solo (ANTARA) - Tim medis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta terus meningkatkan pelayanan kepada para korban terdampak bencana longsor yang terjadi di Desa Sipayung, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Kami memberangkatkan tim gelombang pertama pada Sabtu (11/1) ke lokasi longsor. Sejauh ini intensitas pengungsi yang datang berobat ke posko kesehatan UNS di Desa Sipayung makin meningkat," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNS Kuncoro Diharjo di Solo, Selasa.
Melalui data terbaru yang diberikan oleh tim medis UNS, dikatakannya, hingga saat ini jumlah pengungsi yang datang berobat bisa mencapai ribuan orang dalam satu hari.
"Posko utama di Sipayung akhir-akhir ini melayani hingga ribuan orang dalam satu hari. Tim UNS melayani sampai pukul 22.00 WIB. Dalam hal ini kami juga berupaya terus memantau perkembangan tim dan kondisi di lapangan," katanya.
Menurut dia, pemantauan bertujuan agar UNS dapat terus mengecek kesiapan anggota tim medis, stok obat-obatan, peralatan, hingga perkembangan mengenai kondisi masyarakat terdampak bencana.
Baca juga: Presiden Jokowi pakai jas hujan plastik tinjau daerah longsor
Menurut dia, akibat membludaknya jumlah pengungsi, stok obat milik tim medis UNS di Desa Sipayung sempat menipis. Meski demikian, kondisi tersebut telah teratasi melalui bantuan yang diberikan langsung oleh RS Al Mintohardjo, Jakarta.
Sementara itu, dengan diperpanjangnya masa tanggap darurat oleh Pemerintah Kabupaten Bogor selama 14 hari ke depan, pihaknya kembali memberangkatkan tim medis pada gelombang kedua. Tim tersebut diberangkatkan pada minggu lalu.
"Ini sesuai dengan assessment dari tim kami yang di lokasi di gelombang I. Dari data assessment itu memang sudah muncul permasalahan kesehatan sehingga kami lebih fokus ke kesehatan," katanya.
Ia mengatakan pada gelombang kedua tersebut UNS memberangkatkan dua dokter penyakit dalam, satu psikiater, satu dokter penyakit kulit, satu dokter umum, dan dua Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Vagus Fakultas Kedokteran (FK) UNS.
"Harapannya agar tim medis di UNS dapat terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat terdampak bencana hingga kondisi mulai pulih dan stabil," katanya.
Salah satu dokter yang diberangkatkan pada gelombang pertama Husam mengatakan penyakit yang timbul pascabencana di antaranya demam, ISPA, kulit, pneumonia, penyakit dalam, dan kecemasan.
"Bahkan anak-anak di sana ketika hujan tutup telinga, tidak mau tidur di dalam rumah. Jadi kami sarankan untuk mengirim psikiatri," katanya.
Baca juga: UNS Surakarta tambah dua profesor muda
"Kami memberangkatkan tim gelombang pertama pada Sabtu (11/1) ke lokasi longsor. Sejauh ini intensitas pengungsi yang datang berobat ke posko kesehatan UNS di Desa Sipayung makin meningkat," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNS Kuncoro Diharjo di Solo, Selasa.
Melalui data terbaru yang diberikan oleh tim medis UNS, dikatakannya, hingga saat ini jumlah pengungsi yang datang berobat bisa mencapai ribuan orang dalam satu hari.
"Posko utama di Sipayung akhir-akhir ini melayani hingga ribuan orang dalam satu hari. Tim UNS melayani sampai pukul 22.00 WIB. Dalam hal ini kami juga berupaya terus memantau perkembangan tim dan kondisi di lapangan," katanya.
Menurut dia, pemantauan bertujuan agar UNS dapat terus mengecek kesiapan anggota tim medis, stok obat-obatan, peralatan, hingga perkembangan mengenai kondisi masyarakat terdampak bencana.
Baca juga: Presiden Jokowi pakai jas hujan plastik tinjau daerah longsor
Menurut dia, akibat membludaknya jumlah pengungsi, stok obat milik tim medis UNS di Desa Sipayung sempat menipis. Meski demikian, kondisi tersebut telah teratasi melalui bantuan yang diberikan langsung oleh RS Al Mintohardjo, Jakarta.
Sementara itu, dengan diperpanjangnya masa tanggap darurat oleh Pemerintah Kabupaten Bogor selama 14 hari ke depan, pihaknya kembali memberangkatkan tim medis pada gelombang kedua. Tim tersebut diberangkatkan pada minggu lalu.
"Ini sesuai dengan assessment dari tim kami yang di lokasi di gelombang I. Dari data assessment itu memang sudah muncul permasalahan kesehatan sehingga kami lebih fokus ke kesehatan," katanya.
Ia mengatakan pada gelombang kedua tersebut UNS memberangkatkan dua dokter penyakit dalam, satu psikiater, satu dokter penyakit kulit, satu dokter umum, dan dua Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Vagus Fakultas Kedokteran (FK) UNS.
"Harapannya agar tim medis di UNS dapat terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat terdampak bencana hingga kondisi mulai pulih dan stabil," katanya.
Salah satu dokter yang diberangkatkan pada gelombang pertama Husam mengatakan penyakit yang timbul pascabencana di antaranya demam, ISPA, kulit, pneumonia, penyakit dalam, dan kecemasan.
"Bahkan anak-anak di sana ketika hujan tutup telinga, tidak mau tidur di dalam rumah. Jadi kami sarankan untuk mengirim psikiatri," katanya.
Baca juga: UNS Surakarta tambah dua profesor muda