Pangkalpinang (ANTARA) - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto mengimbau masyarakat Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk menghindari menyentuh hewan khususnya burung, guna mencegah penularan virus corona penyebab pneumonia.
"Kami mengimbau masyarakat Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk tidak mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan hidup, agar terhindari dari virus corona sebagai penyebab penyakit mematikan ini," kata Agus Dwi Susanto di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan berdasarkan investigasi beberapa institusi di Wuhan China, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar ikan, akan tetapi belum ada bukti yang menunjukkan penularan dari manusia ke manusia.
Baca juga: Korban tewas akibat virus corona jadi 52 orang
Baca juga: RSUP dr. Kariadi siapkan ruang isolasi pasien terinfeksi virus corona
"Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas. Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan," ujarnya.
Menurut dia jika merasa kesehatan tidak nyaman terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan.
"Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beri tahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit," ujarnya.
Kepala Dinkes Provinsi Kepulauan Babel, Mulyono Susanto mengatakan pemerintah provinsi telah melakukan kegiatan deteksi, pencegahan, respons dan antisipasi munculnya kasus dengan gejala pneumonia berat dengan etiologi tidak jelas terhadap pasien yang berobat di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, baik di primer maupun rujukan.
"Saat ini kita belum menemukan kasus atau gejala penyakit pneumonia yang disebabkan virus corona ini," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat mewaspadai gejala pneumonia dan melapor ke dinas kesehatan atau rumah sakit terdekat, agar mendapatkan penanganan medis dengan cepat.
"Gejala yang muncul pada pneumonia ini di antaranya demam, lemas, batuk kering, dan sesak atau kesulitan saat bernapas," katanya.
Baca juga: Masyarakat diimbau tak panik terkait penyebaran virus corona
"Kami mengimbau masyarakat Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk tidak mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan hidup, agar terhindari dari virus corona sebagai penyebab penyakit mematikan ini," kata Agus Dwi Susanto di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan berdasarkan investigasi beberapa institusi di Wuhan China, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar ikan, akan tetapi belum ada bukti yang menunjukkan penularan dari manusia ke manusia.
Baca juga: Korban tewas akibat virus corona jadi 52 orang
Baca juga: RSUP dr. Kariadi siapkan ruang isolasi pasien terinfeksi virus corona
"Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas. Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan," ujarnya.
Menurut dia jika merasa kesehatan tidak nyaman terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan.
"Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beri tahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit," ujarnya.
Kepala Dinkes Provinsi Kepulauan Babel, Mulyono Susanto mengatakan pemerintah provinsi telah melakukan kegiatan deteksi, pencegahan, respons dan antisipasi munculnya kasus dengan gejala pneumonia berat dengan etiologi tidak jelas terhadap pasien yang berobat di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, baik di primer maupun rujukan.
"Saat ini kita belum menemukan kasus atau gejala penyakit pneumonia yang disebabkan virus corona ini," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat mewaspadai gejala pneumonia dan melapor ke dinas kesehatan atau rumah sakit terdekat, agar mendapatkan penanganan medis dengan cepat.
"Gejala yang muncul pada pneumonia ini di antaranya demam, lemas, batuk kering, dan sesak atau kesulitan saat bernapas," katanya.
Baca juga: Masyarakat diimbau tak panik terkait penyebaran virus corona