Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyayangkan terjadinya insiden pelemparan batu dan perusakan sejumlah aset milik Pemkot Magelang oleh massa aksi pada Kamis (26/9) sore.
Sigit di Magelang, Jumat mengatakan seharusnya aksi demonstrasi yang menyuarakan aspirasi tersebut berjalan damai dan santun.
"Tentu sangat kami sayangkan, yang demo mahasiswa, mahasiswa itu kaum intelektual, harusnya tidak terjadi hal seperti itu. Namun, saya menduga yang rusuh kemarin bukan dari mahasiswa, mungkin ada kelompok lain yang menunggangi," katanya.
Baca juga: Ribuan mahasiswa dan pelajar demo di DPRD Kota Magelang
Ia mengaku sebelumnya sudah ada sinyal aksi demonstrasi akan berjalan tidak semestinya.
Namun, pihaknya masih memiliki prasangka baik aksi akan berjalan tertib dan damai dari awal sampai akhir.
"Ternyata benar ada kejadian tersebut. Saya dilapori, ada juga anak-anak pelajar SMK, bahkan SMP yang ikut. Anak-anak SMP kok bisa ikut-ikutan, arahnya demo untuk apa barangkali tidak tahu. Bagaimana masa depan mereka kelak kalau yang dewasa sudah mengajak aksi-aksi seperti ini," katanya.
Menyampaikan aspirasi melalui demo, katanya, boleh dan sah dalam negara demokrasi, asalkan tidak anarkis.
Baca juga: Mahasiswa demo usai pelantikan DPRD Magelang
Ia akan evaluasi secara keseluruhan mengenai hal tersebut dengan segenap anggota Forkopimda.
"Saya juga akan briefing dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengambil langkah-langkah terkait keterlibatan pelajar dalam demonstrasi ini," katanya.
Dalam kericuhan demo itu, bukan saja mengakibatkan kerusakan fasilitas milik Pemkot Magelang, tetapi sejumlah anggota TNI/Polri, pegawai Dishub Kota Magelang, dan demonstran mengalami luka-luka.
Sigit di Magelang, Jumat mengatakan seharusnya aksi demonstrasi yang menyuarakan aspirasi tersebut berjalan damai dan santun.
"Tentu sangat kami sayangkan, yang demo mahasiswa, mahasiswa itu kaum intelektual, harusnya tidak terjadi hal seperti itu. Namun, saya menduga yang rusuh kemarin bukan dari mahasiswa, mungkin ada kelompok lain yang menunggangi," katanya.
Baca juga: Ribuan mahasiswa dan pelajar demo di DPRD Kota Magelang
Ia mengaku sebelumnya sudah ada sinyal aksi demonstrasi akan berjalan tidak semestinya.
Namun, pihaknya masih memiliki prasangka baik aksi akan berjalan tertib dan damai dari awal sampai akhir.
"Ternyata benar ada kejadian tersebut. Saya dilapori, ada juga anak-anak pelajar SMK, bahkan SMP yang ikut. Anak-anak SMP kok bisa ikut-ikutan, arahnya demo untuk apa barangkali tidak tahu. Bagaimana masa depan mereka kelak kalau yang dewasa sudah mengajak aksi-aksi seperti ini," katanya.
Menyampaikan aspirasi melalui demo, katanya, boleh dan sah dalam negara demokrasi, asalkan tidak anarkis.
Baca juga: Mahasiswa demo usai pelantikan DPRD Magelang
Ia akan evaluasi secara keseluruhan mengenai hal tersebut dengan segenap anggota Forkopimda.
"Saya juga akan briefing dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengambil langkah-langkah terkait keterlibatan pelajar dalam demonstrasi ini," katanya.
Dalam kericuhan demo itu, bukan saja mengakibatkan kerusakan fasilitas milik Pemkot Magelang, tetapi sejumlah anggota TNI/Polri, pegawai Dishub Kota Magelang, dan demonstran mengalami luka-luka.