Semarang (ANTARA) - Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah telah melaporkan hasil penghitungan suara yang diperoleh PKB pada Pemilu 2019 kepada Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU).
"Laporan hasil pemilu sudah kami serahkan kemarin ke kantor PWNU Jateng," kata Ketua DPW PKB Jateng Kiai Haji M Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) di Semarang, Senin.
Rombongan yang dipimpin Gus Yusuf beserta 20 calon anggota legislatif terpilih dari PKB diterima oleh Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh, Ketua Tanfidziyah KH Moh Muzamil, dan pengurus teras PWNU, serta pengurus Muslimat, Fatayat, Ansor, dan IPNU/IPPNU.
Gus Yusuf melaporkan peningkatan suara dan kursi PKB hasil Pemilu 2019 yang sangat signifikan, mulai dari DPRD tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga DPR RI yang tidak lepas dari dukungan warga NU.
"Atas nama DPW PKB Jateng saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan pilihan warga NU kepada PKB, juga doa para kiai," ujarnya.
Menurut dia, hasil perolehan suara PKB ini menjadi titik tolak persiapan partainya dalam menghadapi pilkada serentak dan Pemilu 2024.
"Hasil pemilu sekarang akan menjadi titik tolak dan modal dasar PKB menghadapi Pemilu 2024. Hari ini sudah ada Kiai Ma'ruf Amin yang menjadi Wakil Presiden, tidak mustahil ke depan akan tampil kader-kader NU di kepemimpinan nasional. Ingat Gus Dur juga pernah menjadi presiden dan tentu ini menginspirasi kita," katanya.
Hasil pilpres, kata Gus Yusuf, jelas menunjukkan peran NU-PKB di Jateng yang solid dalam bekerja sama.
PKB Jateng mendorong DPC PKB se-Jateng agar berkoordinasi dengan PCNU sejak dini dalam menghadapi beberapa agenda politik mendatang.
"Jawa Tengah telah mengawali, Ketua Fatayat Jateng terpilih sebagai anggota DPRD Jateng hari ini. Tentu dalam pilkada ke depan, PKB akan terbuka mendorong kader NU untuk tampil di pilkada atau pun dalam Pemilu 2024," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jateng KH Muzamil juga menyampaikan hal senada, dimana pihaknya mempunyai peta politik yang sangat gamblang yang menunjukkan bilamana hubungan pengurus NU dan PKB harmonis di daerah, pasti suara PKB di daerah tersebut signifikan.
"Namun di beberapa kecamatan yang pengurus PKB nya tidak pernah berkoordinasi dengan pengurus NU, pasti suara PKB jeblok. Kami punya catatannya," katanya.
"Laporan hasil pemilu sudah kami serahkan kemarin ke kantor PWNU Jateng," kata Ketua DPW PKB Jateng Kiai Haji M Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) di Semarang, Senin.
Rombongan yang dipimpin Gus Yusuf beserta 20 calon anggota legislatif terpilih dari PKB diterima oleh Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh, Ketua Tanfidziyah KH Moh Muzamil, dan pengurus teras PWNU, serta pengurus Muslimat, Fatayat, Ansor, dan IPNU/IPPNU.
Gus Yusuf melaporkan peningkatan suara dan kursi PKB hasil Pemilu 2019 yang sangat signifikan, mulai dari DPRD tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga DPR RI yang tidak lepas dari dukungan warga NU.
"Atas nama DPW PKB Jateng saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan pilihan warga NU kepada PKB, juga doa para kiai," ujarnya.
Menurut dia, hasil perolehan suara PKB ini menjadi titik tolak persiapan partainya dalam menghadapi pilkada serentak dan Pemilu 2024.
"Hasil pemilu sekarang akan menjadi titik tolak dan modal dasar PKB menghadapi Pemilu 2024. Hari ini sudah ada Kiai Ma'ruf Amin yang menjadi Wakil Presiden, tidak mustahil ke depan akan tampil kader-kader NU di kepemimpinan nasional. Ingat Gus Dur juga pernah menjadi presiden dan tentu ini menginspirasi kita," katanya.
Hasil pilpres, kata Gus Yusuf, jelas menunjukkan peran NU-PKB di Jateng yang solid dalam bekerja sama.
PKB Jateng mendorong DPC PKB se-Jateng agar berkoordinasi dengan PCNU sejak dini dalam menghadapi beberapa agenda politik mendatang.
"Jawa Tengah telah mengawali, Ketua Fatayat Jateng terpilih sebagai anggota DPRD Jateng hari ini. Tentu dalam pilkada ke depan, PKB akan terbuka mendorong kader NU untuk tampil di pilkada atau pun dalam Pemilu 2024," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jateng KH Muzamil juga menyampaikan hal senada, dimana pihaknya mempunyai peta politik yang sangat gamblang yang menunjukkan bilamana hubungan pengurus NU dan PKB harmonis di daerah, pasti suara PKB di daerah tersebut signifikan.
"Namun di beberapa kecamatan yang pengurus PKB nya tidak pernah berkoordinasi dengan pengurus NU, pasti suara PKB jeblok. Kami punya catatannya," katanya.