Pekalongan (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, menganggarkan pembangunan pasar Kedungwuni blok B dan C sebesar Rp26 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setempat Rp16 miliar dan APBD Provinsi Rp10 miliar.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa saat ini ada sekitar 2.000 pedagang yang harus dipindahkan ke pasar darurat karena kondisi pasar induk Kedungwuni sedang dibangun.
"Proses pemindahan sekitar 2.000 pedagang dari pasar induk ke pasar darurat berlangsung baik, aman, dan lancar, tanpa halangan suatu apapun. Hal ini menandakan bahwa pertama pedagang pasar sangat mendukung program pemkab dan kita memang selalu membuka jalinan komunikasi," katanya.
Ia mengatakan pemkab memiliki obesesi wilayah Kabupaten Pekalongan menjadi pusat industri sehingga para pedagang atau masyarakat berdagang maupun membeli produk seperti ke Tanah Abang Jakarta, Cipuler, dan Klewer Solo.
"Saya punya obsesi karena Kabupaten Pekalongan merupakan sentra industri. Maka nanti pusat pemasarannya tidak usah jauh-jauh ke Tanah Abang, Cipuler, dan Klewer tetapi cukup di Kedungwuni ," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dinperindagkop dan UKM) Kabupaten Pekalongan Hurip Budi Riyantini mengatakan nantinya Pasar Induk Kedungwuni terdiri atas 11 blok yaitu A sampai K.
"Adapun yang sudah dibangun ada 2 dan pada 2018 dibangun 2 lagi sehingga masih ada 7 blok yang akan kita bangun hingga 2020. Tahun 2018 ini kita bangun Blok B dengan anggaran sebesar Rp16 miliar yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Pekalongan dan Blok C dengan anggaran sebesar Rp10 miliar yang bersumber dari dana bantuan Provinsi Jawa Tengah," katanya.
Menurut dia, pemenang lelang pembangunan Blok B adalah PT Heksindo Multi Utama dari Jakarta dengan nilai kontrak Rp15.564.200.000 dan Blok C oleh PT Elsa Graha Multi Karya Jakarta dengan nilai kontrak Rp9.656.125.000.
"Adapun, ada pendampingan dari mulai proses lelang, pelaksanaan, dan pengawasannya yaitu CV Memalisaat Semarang dengan nilai kontrak sebesar Rp318.000.000," katanya.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa saat ini ada sekitar 2.000 pedagang yang harus dipindahkan ke pasar darurat karena kondisi pasar induk Kedungwuni sedang dibangun.
"Proses pemindahan sekitar 2.000 pedagang dari pasar induk ke pasar darurat berlangsung baik, aman, dan lancar, tanpa halangan suatu apapun. Hal ini menandakan bahwa pertama pedagang pasar sangat mendukung program pemkab dan kita memang selalu membuka jalinan komunikasi," katanya.
Ia mengatakan pemkab memiliki obesesi wilayah Kabupaten Pekalongan menjadi pusat industri sehingga para pedagang atau masyarakat berdagang maupun membeli produk seperti ke Tanah Abang Jakarta, Cipuler, dan Klewer Solo.
"Saya punya obsesi karena Kabupaten Pekalongan merupakan sentra industri. Maka nanti pusat pemasarannya tidak usah jauh-jauh ke Tanah Abang, Cipuler, dan Klewer tetapi cukup di Kedungwuni ," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dinperindagkop dan UKM) Kabupaten Pekalongan Hurip Budi Riyantini mengatakan nantinya Pasar Induk Kedungwuni terdiri atas 11 blok yaitu A sampai K.
"Adapun yang sudah dibangun ada 2 dan pada 2018 dibangun 2 lagi sehingga masih ada 7 blok yang akan kita bangun hingga 2020. Tahun 2018 ini kita bangun Blok B dengan anggaran sebesar Rp16 miliar yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Pekalongan dan Blok C dengan anggaran sebesar Rp10 miliar yang bersumber dari dana bantuan Provinsi Jawa Tengah," katanya.
Menurut dia, pemenang lelang pembangunan Blok B adalah PT Heksindo Multi Utama dari Jakarta dengan nilai kontrak Rp15.564.200.000 dan Blok C oleh PT Elsa Graha Multi Karya Jakarta dengan nilai kontrak Rp9.656.125.000.
"Adapun, ada pendampingan dari mulai proses lelang, pelaksanaan, dan pengawasannya yaitu CV Memalisaat Semarang dengan nilai kontrak sebesar Rp318.000.000," katanya.